Senin, 28 Februari 2011

Statistika Non Parametrik

Hampir semua prosedur pengujian hipotesis didasarkan pada asumsi bahwa sampel acaknya diambil dari populasi yang berdistribusi normal. Pada prakteknya kadang-kadang asumsi tersebut tidak dapat dipenuhi, sehingga kita memerlukan bentuk prosedur pengujian yang lain. Prosedur pengujian hipotesis yang akan dibahas di sini adalah metoda statistika yang dikelompokkan ke dalam statistika non-parametrik. Metoda ini merupakan metoda bebas distribusi yang tidak mengasumsikan pengetahuan apapun mengenai distribusi populasi yang mendasarinya, kecuali bahwa distribusi itu kontinu. Terdapat banyak prosedur yang dapat dilakukan dalam statistika non-parametrik ini, tetapi di dalam modul ini akan dibahas mengenai Uji Runs (Runs Test) untuk uji satu sampel, uji peringkat (rank) bertanda Wilcoxon untuk uji dua sampel yang berhubungan, dan uji Kruskal-Wallis untuk uji k buah sampel yang independent.
Uji Runs (Runs Test)
Dalam kenyataan praktis peneliti sering dihadapkan pada permasalahan apakah sebuah rangkaian item atau rangkaian peristiwa terjadi secara random. Terjadinya peristiwa secara random merupakan hal penting dalam analisis statistika.
Dalam seluruh pembahasan statistika inferensi, asumsi yang harus dipenuhi adalah bahwa sampel yang kita punyai adalah sampel random. Jika sifat kerandoman dari sebuah sampel diragukan, maka kita perlu melakukan suatu prosedur untuk mengetahui sifat tersebut sebelum analisis selanjutnya dilakukan.
Dalam suatu prosedur pengendalian mutu, diagram kontrol dibentuk untuk mengetahui dan mengendalikan sebagian item yang cacat dari keluaran sebuah proses atau operasi pabrik. Sampel output (keluaran) diambil secara periodik dan bagian cacat dihitung. Peneliti mencatat apakah bagian yang cacat dalam sampel lebih besar atau lebih kecil dari bagian yang cacat dalam populasi. Peneliti terkadang ingin mengetahui apakah pola cacat yang muncul dari serangkaian sampel dapat dipandang sebagai random. Kekurang randoman dapat mencerminkan kurangnya pengendalian dalam proses.
Dalam analisis regresi, selisih antara nilai dugaan dengan nilai pengamatan dinamakan residu. Residu bisa bertanda positif atau negatif. Ketika menghitung residu dari data sampel, kita sering menguji apakah munculnya positif dan negatif bersifat random. Ketidakrandoman berarti melanggar salah satu asumsi yang diperlukan dalam analisis regresi.
Dari permasalahan yang diuraikan di atas, di sini akan diuraikan salah satu metoda untuk mengetahui apakah sebuah proses memberikan hasil yang bersifat random. Proses penyidikan kerandoman akan didasarkan pada banyaknya runtun yang muncul dari data. Suatu runtun didefinisikan sebagai barisan peristiwa, item, atau simbol yang didahului dan diikuti oleh suatu peristiwa, item, atau simbol dari bentuk yang berbeda. Banyaknya peristiwa atau item atau simbol dalam suatu runtun menunjukkan panjang runtun. Kerandoman suatu rangkaian akan diragukan apabila banyaknya runtun terlalu besar atau terlalu kecil.
Uji Runs atau biasa disebut uji sample rangkaian tunggal untuk memeriksa keacakan, pada prinsipnya ingin mengetahui apkah suatu rangkaian kejadian, hal atau symbol merupakan hasil proses yang acak (random). Di sini data untuk dianalisis terdiri dari serangkaian pengamatan ysng dicatat berdasarkan perolehannya, dan biasa dikategorikan dalam dua kelompok yang eksklusif (jika yang satu terjadi, yang lain tidak mungkin terjadi juga, seperti jika hasil positif tidak mungkin sekaligus negatif).
Perhatikan misalnya sebuah sampel yang terdiri dari 10 objek dalam suatu percobaan psikologi. Bila jenis kelamin dari subjek dicatat menurut urutan terambilnya sampel dan diperoleh hasil: L P L P L P L P L P, maka kita dapat mengatakan bahwa pemilihan tidaklah random sebab mengikuti pola sistematik tertentu. Dalam hal ini, kita meragukan kerandoman karena terlalu banyak runtun yaitu 10. Sebaliknya bila munculnya seperti ini: L L L L L P P P P P, juga kita dapat mengatakan bahwa sifat kerandoman diragukan karena banyaknya runtun terlalu kecil yaitu dua.
Asumsi-asumsi
Data untuk analisis terdiri dari serangkaian pengamatan yang dicatat menurut urutan munculnya data tersebut, yang dapat dikategorikan di dalam dua bentuk yang saling terpisah. Misal n adalah ukuran sampel n1 adalah banyaknya pengamatan untuk bentuk pertama, n2 adalah banyaknya pengamatan bentuk yang lain.
Hipotesis
Hipotesis dapat berbentuk salah satu dari tiga hipotesis berikut:
Dua arah:
H0: Pola munculnya dua bentuk pengamatan ditentukan melalui proses yang random.
H1: Pola muncul tidak random.
Satu arah:
H0: Pola munculnya dua bentuk pengamatan ditentukan melalui proses yang random.
H1: Pola tidak random (karena terlalu sedikirt runtun).
Satu arah:
H0: Pola munculnya dua bentuk pengamatan ditentukan melalui proses yang random.
H1: Pola tidak random (karena terlalu banyak runtun).
Statistik Uji
Statistik uji yang digunakan untuk menguji hipotesis di atas adalah r, yaitu banyaknya runtun yang muncul dalam sampel.
KASUS
Departement Store ‘SUKSES’ ingin mengetahui apakah pengunjung yang masuk ke toko bervariasi secara acak antara pria dan wanita. Untuk itu seorang petugas ditempatkan di depan toko dan mencatat para pengunjung yang masuk ke toko secara berurutan. Berikut ini adalah hasil pengamatan tersebut (1 adalah Lelaki dan 2 adalah Wanita)
Pengamatan ke Gender
1 1
2 1
3 2
4 2
5 2
6 2
7 1
8 1
9 2
10 1
11 2
12 1
13 2
14 1
15 1
16 2
17 1
Misal pengamatan pertama, menghasilkan nilai L yang berarti pengunjung kesatu yang masuk adalah Lelaki. Pengamatan kedua juga menghasilkan L yang berarti Lelaki yang masuk ke toko. Demikian untuk data seterusnya. Akan dilihat apakah pengunjung yang masuk ke toko adalah acak dilihat dari jenis kelaminnya ?.

PENYELESAIAN
Karena akan menguji suatu kejadian yang hanya menghasilkan dua jenis output, dan uji untuk menentukan keacakan, maka digunakan uji Runs.

INPUT DATA
Langkah-langkahnya:
1. Buka lembar kerja baru.
2. Memberi nama variabel yang diperlukan, dalam hal ini ada satu variabel.
Variabel pertama: gender
 Variabel Name, ketik dengan gender untuk menamai hasil pengamatan pengunjung yang masuk ke toko..
 Pilihan Type, karena perhitungan berupa angka, maka diisi tipe numerik. Untuk itu klik pilihan Type.
 Pilih tipe Numeric, dan untuk Width diisi 8.
 Decimal Places, karena gender tanpa desimal, maka isi dengan 0.
 Klik Continue untuk kembali ke menu sebelumnya..Terlihat nama variabel gender pada kolom pertama di SPSS.
3. Mengisi data.
 Untuk mengisi kolom gender, letakkan pointer pada baris 1 kolom tersebut, lalu ketik menurun ke bawah sesuai data (17 data)
 Data diatas bisa disimpan dengan langkah berikut:
 Dari baris menu pilih menu File, dan pilih submenu Save As….
 Beri nama file –untuk keseragaman- dengan Runs, kemudian tempatkan file pada direktori yang dikehendaki.
OLAH DATA
Langkah-langkahnya:
1. Buka lembar kerja/file Runs sesuai kasus di atas, atau jika sudah terbuka ikuti langkah berikut :
2. Dari baris menu pilih menu Statistics, kemudian pilih submenu Nonparametric Test. Dari serangkaian pilihan test untuk nonparametrik, sesuai kasus pilih Runs. Tampak di layar

Gambar 6.1 Kotak Dialog Nonparametric Test: Runs Test
 Test Variabel List atau variabel yang akan diuji. Karena di sini akan diuji hanya satu variabel, maka klik variabel gender. Kemudian klik tanda  (yang sebelah atas). Sehingga variabel gender berpindah ke Test Variable List.
 Untuk kolom Cut point, dalam kasus pilih Custom (ditentukan sendiri ), dan sesuai kasus ketik 2.
3. Klik OK untuk mengakhiri pengisian prosedur analisis. Terlihat SPSS melakukan pekerjaan analisis dan terlihat output SPSS.
OUTPUT SPSS
Berikut ini adalah output dari test Runs.

ANALISIS
Hipotesis. Hipotesis untuk kasus ini:
H0: Pola perolehan gender (laki-laki atau wanita) yang masuk ke toko ditentukan melalui proses acak
H1: Pola perolehan gender (laki-laki atau wanita) yang masuk ke toko tidak acak
Pengambilan Keputusan. Dasar pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas:
Jika probabilitas > 0.05, maka H0 diterima
Jika probabilitas < 0.05, maka H0 ditolak. Keputusan: Terlihat bahwa pada kolom Asymp. Sig/Asymptotic significance dua sisi adalah 0.605, atau probabilitas di atas 0.05 (0.605 > 0.05). Maka H0 diterima, atau pola perolehan gender (laki-laki atau wanita) yang masuk ke toko ditentukan melalui proses acak.
Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon
Dalam uji tanda, informasi yang digunakan adalah apakah X lebih besar, kecil atau sama dengan Y. Jika skala pengukuran lemah, jadi tidak memberikan informasi yang lebih banyak maka uji tanda merupakan pilihan yang baik. Akan tetapi jika data mengandung lebih banyak informasi, maka uji tanda bukanlah pilihan yang baik sebab ia mengorbankan informasi yang ada.
Uji tanda Wilcoxon merupakan alternatif yang dapat dipakai apabila skala pengukuran memungkinkan untuk menetapkan bahwa pasangan berbeda satu sama lain dan juga besarnya perbedaan. Dengan perkataan lain, uji tanda rank Wilcoxon baik dipakai apabila besar dan arah perbedaan dapat ditentukan. Apabila besar perbedaan dapat ditentukan maka perbedaan-perbedaan ini dapat diranking (diurut) dan ini merupakan informasi tambahan yang dimanfaatkan dalam uji tanda Wilcoxon.
Asumsi
Asumsi-asumsi yang harus dipenuhi dalam penggunaan uji peringkat bertanda Wilcoxon adalah:
1. Data untuk analisis terdiri dari n perbedaan Di = Xi – Yi. Tiap pasang pengukuran (Xi > Yi) diperoleh dari subjek yang sama atau subjek-subjek yang dipasangkan dengan memperhatikan berbagai variabel. Sampel pasangan (Xi, Yi) adalah sampel acak.
2. Perbedaan Di merupakan peubah acak kontinu.
3. Distribusi populasi perbedaan Di simetris terhadap mediannya., MD.
4. Perbedaan Di independen.
5. Perbedaan paling tidak berskala interval.
Hipotesis
Rumusan hipotesis yang dapat dibentuk untuk uji peringkat bertanda Wilcoxon adalah sebagai berikut:
 Dua arah H0: MD = 0 melawan H1: MD  0
 Satu Arah H0: MD > 0 melawan H1: MD  0
 Satu arah H0: MD < 0 melawan H1: MD  0 KASUS PT. SINGSET yang sedang mengembangkan obat penurun berat badan yang baru, ingin mengetahui khasiat obat tersebut sebelum dipasarkan secara komersial. Untuk itu PT. SINGSET mencoba obat tersebut secara kontinu terhadap sepuluh sukarelawan yang sudah diukur terlebih dahulu berat badannya. Selang dua bulan kemudian sepuluh sukarelawan tersebut ditimbang berat badannya lagi untuk mengetahui apakah ada penurunan berat badan yang nyata. Berikut ini adalah hasil pengukuran tersebut (angka dalam kilogram) No. Sebelum Sesudah 1 60 59 2 65 60 3 67 68 4 75 76 5 74 68 6 80 72 7 89 86 8 74 70 Misal angka 60 pada baris 1 berarti berat badan sukarelawan nomor 1 adalah 60 kilogram sebelum diberi obat, sedang setelah diberi obat dan diukur dua bulan kemudian, berat badan sukarelawan 1 tersebut menjadi 59 kilogram. Demikian seterusnya untuk data yang lain. PENYELESAIAN Kasus di atas terdiri dari dua sampel yang berhubungan satu sama lain, karena subjek (dalam hal ini sukarelawan) mendapat pengukuran-pengukuran yang sama, yang diukur ‘sebelum’ dan diukur ‘sesudah’. Di sini data hanya sedikit dan dianggap tidak diketahui distribusi datanya (berdistribusi bebas). Sehingga digunakan uji non parametrik dengan dua sampel yang dependent. INPUT DATA Langkah-langkahnya: 1. Mendefinisikan variabel  Variabel pertama : sebelum. Variabel ini didefinisikan sebagai variabel numeric dengan width: 8 dan Decimal Places: 0.  Variabel kedua: sesudah. Variabel ini didefinisikan sebagai variabel numeric dengan width: 8 dan Decimal Places: 0. 2. Mengisi data.  Untuk mengisi kolom sebelum, letakkan pointer pada baris 1 kolom tersebut, lalu ketik menurun ke bawah sesuai data berat badan sebelum diberi obat (8 data). Demikian selanjutnya untuk kolom sesudah. Jika pengisian benar, maka terlihat data seperti pada awal kasus. Simpan data tersebut dengan nama Wilcoxon. OLAH DATA Langkah-langkahnya: 1. Buka lembar kerja/file Wilcoxon sesuai kasus di atas, atau jika sudah terbuka ikuti langkah berikut. 2. Dari baris menu pilih menu Statistics, kemudian pilih submenu Nonparametric Test. 3. Dari serangkaian pilihan test untuk nonparametric, sesuai kasus pilih 2 related samples… untuk uji dua sampel yang bebas. Tampak dilayar: Gambar 6.2 Kotak Dialog Two Related Samples Tests  Test Variable List atau variabel yang akan diuji. Karena di sini akan diuji hanya satu variabel, maka klik variabel sebelum, kemudian klik tanda (yang sebelah atas). Sehingga terlihat pada pada kolom Current selection (di bawah kedua nama variabel), pada bagian Variabel 1, terdapat perkataan ‘sebelum’. Hal ini menunjukkan variabel ‘sebelum’ menjadi variabel pertama. Demikian juga untuk variabel sesudah, klik sekali lagi pada tanda . Maka terlihat pada pada kolom Current selection (di bawah kedua nama variabel), pada bagian Variabel 2, terdapat perkataan ‘sesudah’. Hal ini menunjukkan variabel ‘sesudah’ menjadi variabel kedua. Perhatikan adanya tanda ‘sebelum = sesudah’ pada kotak Test Pair(s) List. Hal ini menunjukkan uji dua sampel berhubungan bisa dilakukan. Jika pengisian variabel salah (misal hanya salah satu variabel dimasukkan), maka tanda di atas tidak akan tampak.  Untuk Test Type atau tipe uji karena dalam kasus akan diuji dengan Wilcoxon, maka klik pilihan Wilcoxon. Sedang 2 pilihan uji yang lain diabaikan saja. 4. Klik OK untuk mengakhiri pengisian prosedur analisis. Terlihat SPSS melakukan pekerjaan analisis dan terlihat output SPSS. OUTPUT SPSS Berikut ini adalah output dari test Wilcoxon. ANALISIS Hipotesis. Hipotesis untuk kasus ini: H0: Median populasi beda-beda adalah sama atau lebih besar dari nol. Atau bisa dikatakan obat tersebut tidak mempunyai efek berarti pada penurunan berat badan sukarelawan. H1: Median populasi beda-beda lebih kecil dari nol, atau obat tersebut mempunyai efek yang berarti pada penurunan berat badan sukarelawan. Pengambilan Keputusan. 1. Dengan membandingkan statistik hitung dengan statistik tabel.  Jika Statistik Hitung < Statistik Tabel, maka H0 ditolak.  Jika Statistik Hitung > Statistik Tabel, maka H0 diterima.
Statistik Hitung T. Dari output terlihat bahwa dari delapan data, 6 data mempunyai beda-beda negatif, dua bertanda positif dan tidak ada yang sama (ties). Dalam uji Wilcoxon, yang dipakai adalah jumlah beda-beda yang paling kecil, karena itu dalam kasus ini diambil beda-beda yang positif, yaitu 4 (lihat output pada kolom ‘sum of ranks’). Dari angka ini didapat statistik uji Wilcoxon (T) adalah 4.
Statistik Tabel. Dengan melihat tabel Wilcoxon (bisa dilihat pada lampiran atau buku-buku statistik yang relevan), untuk n (jumlah data) = 8, uji satu sisi dan tingkat signifikansi () = 5%, maka didapat statistik tabel Wilcoxon = 6.
Keputusan: Karena Statistik Hitung < Statistik Tabel (4 < 6), maka H0 ditolak. 2. Berdasarkan Angka Z. Dasar pengambilan keputusan sama dengan uji z:  Jika Statistik Hitung (angka z output) > Statistik Tabel (tabel z), maka H0 ditolak.
 Jika Statistik Hitung (angka z output) < Statistik Tabel (tabel z), maka H0 diterima. Di sini perhitungan sama dengan analisis pertama, hanya angka T hitung dalam hal ini disetarakan dengan z, yang didapat –lihat output– adalah –1,970. Perhatikan keterangan SPSS yang menyatakan bahwa angka z didasarkan pada ranking yang positif (sama dengan perhitungan T sebelumnya). Sedang statistik tabel bisa dihitung pada Tabel z, dengan  = 5%, maka luas kurva normal adalah 50% – 5% = 45% atau 0,45. Pada tabel z, untuk luas 0,45 didapat angka z tabel sekitar –1,645 (tanda ‘-‘ menyesuaikan dengan angka z output). Karena angka z output > z tabel (-1,970 > -1,645), maka H0 ditolak.
Dari kedua analisis di atas, bisa diambil kesimpulan yang sama, yaitu H0 ditolak, atau obat penurun berat badan tersebut memang mempunyai efek yang nyata untuk menurunkan berat badan.
3. Pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas. Dasar pengambilan keputusan:
 Jika probabilitas > 0,05, maka H0 diterima.
 Jika probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak. Keputusan: Terlihat bahwa pada kolom asymp. Sig. (2-tailed)/asymptotic significance untuk uji dua sisi adalah 0,049. Karena kasus adalah uji satu sisi, maka probabilitas menjadi 0,049/2 = 0,0245. Di sini didapat probabilitas di bawah 0,05 (0,0245 < 0,05). Maka H0 ditolak, atau obat penurun berat badan tersebut memang mempunyai efek yang nyata untuk menurunkan berat badan. Uji Kruskal-Wallis Analisis statistika non parametrik yang banyak digunakan untuk menguji hipotesis nol bahwa beberapa sampel yang telah diambil dari populasi yang sama atau populasi identik adalah analisis varians satu arah Kruskal-Wallis melalui rank (Kruskal-Wallis one way analysis of variance by rank). Untuk dua sampel, Uji Kruskal-Wallis setara dengan Uji Mann-Whitney. Uji Kruskal-Wallis memerlukan informasi lebih daripada uji median. Sebagai akibatnya, Uji Kruskal-Wallis biasanya lebih powerful dan lebih baik, seandainya data yang tersedia diukur sekurang-kurangnya skala ordinal. Asumsi Asumsi-asumsi yang harus dipenuhi sehubungan dengan uji Kruskal-Wallis adalah sebagai berikut: 1. Data terdiri atas k sampel acak, berukuran n1, n2, …, nk. 2. Observasi saling bebas di dalam dan di antara sampel. 3. Variabel pengamatan adalah kontinu. 4. Skala pengukuran sekurang-kurangnya ordinal. Hipotesis Hipotesis untuk menentukan apakah beberapa sampel yang telah diambil dari populasi yang sama atau populasi identik dapat dirumuskan sebagai: H0 : Fungsi distribusi k populasi identik H1 : k median populasi tidak sama Statistik Uji Data pengamatan uji Kruskal-Wallis dapat dinyatakan dalam tabel berikut ini: Sampel 1 2 … K X11 X21 … Xk1 X12 X22 … Xk2 … … … … … Data pengamatan pada tabel tersebut, selanjutnya diganti oleh nilai rank yang relatif terhadap semua pengamatan k sampel. Data pengamatan terkecil diganti oleh nilai rank 1, data pengamatan kedua diganti oleh nilai rank 2, dan seterusnya, sehingga data terbesar dengan nilai rank N. Dalam hal ini, . KASUS: PT SINAR selama ini memproduksi tiga buah baterai dengan merek A, B, dan C. Manager produksi ingin mengetahui apakah da perbedaan mutu produk yang nyata diantara ketiga merek tersebut. Untuk itu, diambil sejumlah sampel tertentu dari masing-masing merek Baterai, kemudian diukur masa hidupnya (menyalakan alat yang sama sehingga mati). Berikut hasil pengujian (angka dalam satuan jam). 3 202.5 Merek A 16 199.3 Merek B 4 200.5 Merek A 17 198.8 Merek B 5 201.3 Merek A 18 195.2 Merek C 6 198.3 Merek A 19 196.4 Merek C 7 199.5 Merek A 20 192.5 Merek C 8 197.3 Merek A 21 202.4 Merek C 9 200.4 Merek A 22 201.5 Merek C 10 201.3 Merek A 23 200.4 Merek C 11 199.5 Merek B 24 205.1 Merek C 12 198.4 Merek B 25 196.3 Merek C 13 191.5 Merek B Misal angka 200.5 pada baris 1 diatas menyatakan bahwa sampel nomor 1 baterai merek A mempunyai masa hidup 200.5 jam. Demikian seterusnya untuk data yang lainya. PENYELESAIAN Kasus di atas terdiri dari tiga sampel n[yang tidak berhubungan satu dengan yang lainya,yaitu sampel merek A tidak berkaitan sama sekali dengan baterai merek B ataupun C. Di sini data hanya sedikit dan dianggap tidak diketahui distribusi datanya (berdistribusi bebas).Maka digunakan uji non parametrikdengank (dalam kasus ini k adalah tiga) sampel yang independent. INPUT DATA Langkah-langkahnya : 1. Buka lembar kerja baru. 2. Memberi nama variabel yang diperlukan , dalam hal ini ada satu variabel. Variabel pertama: Masa  Variable Name, ketik dengan Masa untuk menamai hasil pengamatan pembelian permen oleh konsumen  Pilihan Type, karena perhitungan berupa angka, maka diisi tipe numerik, untuk itu klik pilihan Type.  Pilih tipe Numeric, dan untuk Width diisi 8.  Decimal Places, karena jumlah permen yang dibeli tanpa desimal, maka isi dengan 1.  Klik Continue untuk kembali ke menu sebelumnya. Variabel kedua: merk  Variable Name, ketik dengan merk untuk menamai warna permen yang dibeli oleh konsumen.  Pilihan Type, karena perhitungan berupa angka, maka diisi tipe numerik. Untuk itu klik pilihan Type.  Pilih tipe Numeric, dan untuk Width diisi 8.  Decimal Places, karena kode untuk warna (akan dibahas di bawah) tanpa desimal, maka isi dengan 0.  Klik Continue untuk kembali ke menu sebelumnya. 3. Setelah pengisian selesai, dalam kasus ini yang diubah hanya Nama Variabel dan Tipe Data, maka klik OK untuk mengakhiri pengisian Variabel. Terlihat nama variabel merk pada kolom kedua di SPSS. 4. Pengisian variable Merk (pemberian kode) Seperti diketahui, perhitungan dalam SPSS selalu untuk tipe data numerik. Untuk itu, isi dari merk battere harus dijadikan numerik pula, yaitu dengan tanda (ini sekedar keseragaman): 1 = Merk A, 2 = Merk B, dan 3 = Merk C. Kembali tempatkan pointer pada sembarang sel di variabel warna.  Dari baris menu pilih menu Data, lalu pilih submenu Define Variabel.  Klik pada Labels hingga tampak tampilan seperti dalam Gambar 1.4.  Value atau nilai yang akan dimasukkan. Pertama, ketik 1.  Value Label atau keterangan nilai untuk keseragaman ketik merah. Terlihat pilihan Add sudah berubah warna. Dengan mengklik pilihan Add, terlihat pada kotak di bawah keterangan 1 = ‘Merk A’.  Selanjutnya, ulangi prosedur untuk tanda ‘2’. Untuk itu tempatkan mouse pada Value, lalu ketik 2. Kemudian pada Value Label ketik Merk B. Setelah itu, dengan mengklik Add maka tampak keterangan 2 = ’Merk B’. Demikian juga untuk tanda 3 (Merk C). Dengan demikian angka 1, 2, dan 3 sekarang berlaku sebagai tanda untuk merk-merk battere yang diamati.  Klik OK jika pengisian telah selesai. 5. Mengisi data.  Untuk mengisi kolom masa, letakkan pointer pada baris 1 kolom tersebut, lalu ketik menurun ke bawah sesuai data masa pakai battere yang diamati (25 data). Demikian selanjutnya untuk kolom merk. Jika pengisian benar, maka terlihat data seperti pada awal kasus. Simpan data tersebut dengan nama Kruskal-Wallis. OLAH DATA Langkah-langkahnya : 1. Buka lembar kerja /file Kruskal-Wallis sesuai kasus diatas, atau jika sudah terbuka ikuti langkah berikut 2. Dari baris menu pilih menu Statistics, kemudian pilih submenu Nonparametric Test 3. Dari serangkaian pilihan test untuk nonparametric, sesuai kasus pilih k Independent Samples… untuk uji k sampel yang bebas (dalam kasus k adalah tiga) Tampak dilayar Gambar 6.3 Kotak Dialog Test for Several Independent Samples  Test Variabel List atau variabel yang akan diuji. Karena di sini akan diuji data masa hidup baterai, maka klik variabel masa. Kemudian klik tanda (yang sebelah atas). Sehingga variabel sales berpindah ke Test Variable List.  Grouping Variable atau variable grup. Karena variable pengelompokkan merek baterai ada pada variable merek, maka klik variable merek, kemudian klik tanda (yang sebelah bawah). Sehingga variable kelompok berpindah ke Grouping Variable (berupa ‘kelompok(? ?)’) 4. Klik Define Group…, sehingga tampak dilayar tampilan seperti yang dirtunjukkan dalam Gambar 8.2. Untuk minimum, isi dengan angka 1, sedangkan untuk Maximum isi dengan angka 3. Karena ada tiga data merek,maka isi minimum dengan 1 dan maximum dengan 3 ,dan tentunya ada 2 sudah tercakupdiantaranya. Untuk Tes Type atau tipe uji, karena dalam kasus akan diuji dengan Kruskal-Wallis H, maka klik pilihan Kruskal-Wallis H. Sedang 3 pilihan uji yang lain termasuk option diabaikan saja. Gambar 6.4 Kotak Dialog Several Independent Samples: Define Range 5. Klik OK untuk mengakhiri pengisian prosedur analisis. OUTPUT SPSS Berikut ini adalah output dari test Kruskal-Wallis: ANALISIS Hipotesis. Hipotesis untuk kasus ini : H0: Ketiga populasi identik (data masa hidup ketiga baterai tidak berbeda secara signifikan). H1: Minimal salah satu dari ketiga populasi tidak identik (data masa hidup ketiga baterai memang berbeda secara signifikan). Pengambilan Keputusan. Dasar pengambilan keputusan : 1. Dengan membandingkan statistik hitung dengan statistik tabel.  Jika Statistik Hitung < Statistik Tabel, maka H0 diterima.  Jika Statistik Hitung > Statistik Tabel, maka H0 ditolak.
StatistikHitung
Dari tabel output di atas terlihat bahwa statistik hitung Friedman (sama dengan perhitungan Chi-Square) adalah.5.789.
Statistik Tabel
Dengan melihat tabel Chi-Square, untuk df (derajat kebebassan) = 2 dan tingkat signifikansi () = 5%, maka didapat statistik tabel = 5.991.
Keputusan: Karena Statistik Hitung < Statistik Tabel ( 5.789 < 5.991 ), maka H0 diterima. 2. Berdasarkan Probabilitas  Jika probabilitas > 0.05, maka H0 diterima
 Jika probabilitas < 0.05, maka H0 ditolak. Keputusan: Terlihat bahwa pada kolom asymp. Sig/asymptotic significance adalah 0.055 atau probabilitas di atas 0.05 (0.055 > 0.05). Maka H0 diterima, atau tidak ada perbedaan yang nyata diantara ketiga baterai
LATIHAN
Latihan 1
Suatu sampel acak 16 orang dewasa di suatu kota kecil diambil untuk menduga proporsi mereka yang mendukung calon walikota yang baru. Selain itu ditanyakan pula apakah ia sarjana atau bukan. Dengan melambangkan Y bila responden itu sarjana dan T bila bukan sarjana, diperoleh barisan berikut ini:
T T T T Y Y T Y
Y T Y T T T T Y
Gunakan uji Runs pada taraf nyata 0.05 untuk menentukan apakah barisan itu menunjang pendapat bahwa sampelnya bersifat acak atau tidak?
Latihan 2
Seorang pengusaha mempelajari akibat adanya perubahan strategi penjualan terhadap perubahan volume penjualan per bulan dari barang. Tabel memperlihatkan volume penjualan dari 9 tokonya. Ingin di lihat apakah data memberikan cukup bukti bahwa strategi penjualan yang diterapkan dapat menurunkan volume penjualan. Gunakan uji peringkat bertanda Wilcoxon.
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Sebelum 33 17 30 25 36 25 31 20 18
Sesudah 21 17 22 13 33 20 19 13 9
Latihan 3
Data berikut menyatakan berapa lama, dalam jam, tiga jenis kalkulator ilmiah dapat digunakan sebelum harus diisi tenaga listrik kembali:
A B C
4.9
6.1
4.3
4.6
5.3 5.5
5.4
6.2
5.8
5.5
5.2
4.8 6.4
6.8
5.6
6.5
6.3
6.6
Gunakan uji Kruskal-Wallis untuk menguji hipotesis bahwa lamanya ketiga kalkulator itu dapat digunakan sebelum harus diisi listrik kembali adalah sama.
Baca selengkapnya..

Sabtu, 19 Februari 2011

LANGKAH PRESENTASI DENGAN POWERPOINT

Powerpoint 2007 dan Presentasi Media Pembelajaran
Powerpoint 2007
Microsoft Power point merupakan salah satu bagian aplikasi MS Office yang dapat digunakan untuk membantu merancang dan menyajikan presentasi. Presentasi yang dibuat dapat berisi tampilan teks maupun grafis yang terbagi dalam slide-slide. Setiap slide dapat berisi penjabaran topik yang divisualisasikan dalam bentuk tulisan, gambar maupun tabel. Dengan adanya animasi dan multimedia yang menyertainya maka penyajian presentasi akan lebih hidup, menarik dan efektif.

1. Presentasi Media Pembelajaran
Presentasi adalah sebuah keterampilan yang perlu dikuasai setiap pekerja profesional saat ini. Bagi guru, presentasi dengan menggunakan Power point dapat dijadikan sebagai media pembelajaran yang menarik bagi siswa. Dengan media presentasi yang menarik, guru dapat mengkomunikasikan dengan baik materinya. Adapaun hal yang perlu dilakukan dan diperhatikan untuk membuat media presentasi dengan Power Point 2007 yang efektif, sbb:
1. Persiapan
•Tentukan topik materi yang akan dipresentasikan
•Persempit topik materi menjadi beberapa pemikiran utama.
•Buatlah kerangka utama materi yang akan dipresentasikan

2. Langkah-langkah membuat media pembelajaran dengan Powerpoint 2007
•Bukalah program Power Point di komputer anda
•Mulailah dengan New file
•Pilih silde design yang diinginkan
•Inputlah judul utama materi presentasi yang akan disampaikan pada slide pertama
•Inputlah sub judul materi di slide kedua (bila dipandang perlu cantumkan kembali judul utamanya)
•Selanjutnya, inputlah point-point pokok materi setiap sub secara berurut pada slide-slide berikutnya.
•Anda dapat membuat atau memanfaatkan gambar sederhana dengan menggunakan fasilitas shapes dan clip art yang telah tersedia pada menu insert.
•Melalui menu insert, anda dapat pula mengimput berbagai macam ilustrasi (chart, picture, sound, movie). Untuk dapat mengimput picture, sound, movie anda harus lebih dahulu menyiapkan file-nya di dalam komputer yang anda gunakan.
•Tampilan Template / background hendaknya sederhana, kontras dengan objek (teks, gambar, dll), dan konsisten.
•Jenis huruf (font) yang digunakan hendaknya tidak berkaki (san serif) seperti Arial, Tahoma, Cilibri, dan semacamnya. Hindari menggunakan huruf berkaki (serif) seperti Times New Roman, Century, Courier, atau jenis huruf rumit seperti Forte, Algerian, Freestyle Script, dan semacamnya . Jenis huruf hendaknya konsisten.
•Hindari menggunakan huruf terlalu kecil. Besar huruf yang disarankan minimal 18 pt (misalnya: 32 pt untuk judul, 28 pt untuk sub judul, 22 pt sub sub judul, dst).
•Bila menggunakan Bullet hendaknya tidak lebih dari 6 bh dalam satu slide.
•Warna yang digunakan hendaknya serasi dengan tetap memperhatikan asas kontras. Berikan penonjolan warna pada bagian yang dipentingkan. Hindari menggunakan lebih dari tiga macam warna.
•Gunakan Visualisai (gambar, animasi, audio, grafik, video, dll) untuk memperjelaskan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Visualisasi lebih dari sekedar kata-kata (Kalau bisa divisualisasikan kenapa harus dengan kata-kata). Namun, penggunaan visualisasi yang berlebihan akan menjadi distraktor.
•Hindari menggunakan lebih dari 25 kata dalam satu slide.
Teknik Presentasi
•Buat suasana yang santai dan rileks untuk pendengarmu, misalnya dengan guyonan yang relevan, atau ambil perhatian mereka dengan bahasa tubuh atau peristiwa yang dramatik.
•Gunakan kata ganti "personal" (misalnya kita) dalam memberikan presentasi.
•Lakukan kontak mata dengan pendengar.
•Presentasikan topik kamu dengan menggunakan suara yang ramah/akrab, tapi beri variasi sebagai penekanan pada beberapa kata.
•Gunakan kata/kalimat transisi yang memberitahukan pendengar bahwa kamu akan menuju ke pemikiran yang lain.
•Berilah pertanyaan-pertanyaan kepada pendengar untuk melibatkan mereka.
•Ambil kesimpulan sesuai dengan pemikiran/argumentasi yang sudah dipresentasikan.
•Sisakan waktu untuk pertanyaan, dan mintalah masukkan pada: isi presentasi (ide-ide berhubungan yang mungkin belum disentuh).

3. Kesimpulan
1.Media adalah salah satu komponen penting di dalam proses pembelajaran di sekolah.
2.Media pembelajaran yang lebih maju dan variatif dapat dibuat dengan memanfaatkan
3.Kemajuan teknologi komputer. Power point adalah salah satu program (software) yang menawarkan kemudahan membuat media presentasi pembelajaran audio-visual berbasis komputer. Berbagai trik perlu dipahami melalui belajar dan latihan tanpa menegenal rasa bosan untuk membuat dengan mudah media prsentasi pembelajaran yang menarik.

refferensi : siswakucerdas.blogspot.com
Baca selengkapnya..

Rabu, 16 Februari 2011

UJI WILCOXON

Uji tanda Wilcokson merupakan alternatif yang dapat dipakai apabila skala pengukuran memungkinkan untuk menetapkan bahwa pasangan  berbeda satu sama lain dan juga besarnya perbedaan. Dengan perkataan lain, uji tanda rank Wilcoxon baik dipakai apabila besar dan arah perbedaan dapat ditentukan.

Apabila besar perbedaan dapat ditentukan maka perbedaan - perbedaan ini dapat ditentukan maka perbedaan - perbedaan ini dapat diranking (diurut) dan ini merupakan informasi tambahan yang dimanfaatkan dalam uji tanda wilcoxon.

Asumsi - asumsi yang harus dipenuhi dalam penggunaan uji peringkat bertanda Wilcoxon adalah :
1. Data untuk analisis terdiri dari n perbedaan Di=Xi-Yi. Tiap pasang pengukuran (Xi lebih Yi) diperoleh dari subjek yang sama atau subjek - subjek yang dipasangkan dengan memperhatikan berbagai variabel. Sampel pasangan (Xi, Yi) adalah sampel acak.
2. Perbedaan Di merupakan peubah acak kontinu.
3. Distribusi populasi perbedaan Di simetris terhadap mediannya., MD.
4. Perbedaan Di independen.
5. Perbedaan paling tidak berskala interval.

Hipotesis
Rumusan hipotesis yang dapat dibentuk untuk uji peringkat bertanda wilcoxon adalah sebagai berikut :
a. Dua arah : H0:MD = 0 melawan H1:MD 0
b. Satu arah H0:MD lebih dr 0 melawan H1:MD ≤ 0
c. Satu arah H0:MD kurang dr 0 melawan H1:MD ≥ 0

Semoga bermanfaat...hehe
Baca selengkapnya..

Minggu, 13 Februari 2011

Maulid Nabi, Padahal Ulama Pun Telah Berselisih Tentang Tanggal Kelahirannya..

Untitled

Judul Asli: Mengkritisi Sejarah Perayaan Maulid Nabi
Penulis: Ustadz Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as-Sidawi -hafizhahullah-
Sesungguhnya kelahiran Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ke dunia ini merupakan nikmat yang sangat agung. Bagaimana tidak, dengan kelahiran beliau shallallahu ‘alaihi wasallam berarti lahirlah seorang nabi yang penuh kasih dan berjasa besar dalam mengeluarkan manusia dari kegelapan kebodohan masa jahiliah menuju Islam yang keindahan cahayanya dapat kita rasakan hingga detik ini.

Sungguh Allah telah menganugerahkan kepada orang-orang yang beriman yaitu ketika Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari kalangan mereka yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab dan Al-Hikmah (As-Sunnah), padahal sebelumnya mereka berada dalam kesesatan yang nyata.” (QS. Ali Imran : 164).
Oleh karena itu, umat ini hendaknya banyak bersyukur kepada Allah azza wa jalla atas kelahiran nabi yang mulia tersebut. Namun demikian bukan berarti kita berlebihan dalam memperlakukan hari kelahirannya tersebut, atau membuat dongeng-dongeng serta keyakinan-keyakinan yang tidak berdasar, dan juga membuat ritual-ritual ibadah yang tidak ada bimbingan agama, karena hal itu bukanlah termasuk ungkapan syukur yang dimaksud dalam agama. “Berbagai keyakinan yang berlebihan mewarnai hari kelahiran Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, sebagian berkeyakinan bahwa malam kelahiran Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam adalah malam yang paling utama, bahkan lebih utama dari malam lailatul qadr![1]

Sebagian mereka berkeyakinan pula bahwa hari itu sangat penuh berkah, sampai bila suatu makanan dibacakan padanya maulid Nabi maka Allah akan mengampuni orang yang memakannya, dan air yang dibacakan maulid akan mendatangkan seribu cahaya dan rahmat serta mengeluarkan seribu kegelapan!! Sebagian lagi berkeyakinan bahwa rumah yang dibacakan maulid di dalamnya maka akan tercegah dari mara bahaya, bila meninggal dunia maka Allah akan memudahkannya untuk menjawab pertanyaan Munkar Nakir!!” [2]
Lebih parahnya, mereka menyebarkan beberapa hadits palsu tentang anjuran dan keutamaan perayaan maulid Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Berikut ini pembahasan hadits yang tersohor tersebut ditinjau dari segi sanad dan matan-nya.
TEKS HADITS
Barangsiapa yang merayakan hari kelahiranku, maka aku akan menjadi pemberi syafaatnya di hari kiamat. Dan barangsiapa yang menginfakkan satu dirham untuk maulidku maka seakan-akan dia telah menginfakkan satu gunung emas di jalan Allah.”
Perkatan serupa juga dinisbatkan kepada sahabat Abu Bakr, Umar, Utsman dan Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhuma, sebagaimana dalam kitab Madarij ash-Shu’udh hal.15 karya Syaikh Nawawi Banten.[3] Bahkan juga dinisbatkan kepada Hasan al-Bashri, Ma’ruf al-Karkhi, al-Junaid dan lainnya sebagaimana dalam Hasyiyah I’anah Tholibin: 3/571-572 karya Abu Bakr Syatho
TIDAK ADA ASALNYA. Sejak awal kali mendengar ucapan yang dianggap hadits ini, hari penulis langsung mengingkarinya karena bagaimana mungkin  hadist ini shohih, sedangkan maulid tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabatnya?!!
Akan tetapi penulis ingin memperkuat pendapatnya dengan perkataan ulama, maka penulis pun membolak-balik kitab-kitab hadits, namun tidak menjumpainya barang satu pun, baik dalah kitab-kitab hadits yang shohih, dho’if, maupun maudhu’ (palsu). Alhamdulillah, penulis sempat menanyakan kepada Syaikhuna Abu Ubaidah Masyhur bin Hasan Alu Salman hafizhahullah.[4] Jawaban beliau:
“Ini merupakan kedustaan kepada Rasulullah yang hanya dibuat-buat oleh para ahlul bid’ah.”
Kepada saudara-saudara kami yang berhujjah dengan hadits ini, kami katakan: “Dengan tidak mengurangi penghormatan kami, datangkan kepada kami sanad hadits ini agar kami mengetahuinya!!”.
Singkat kata, hadits tersebut di atas adalah dusta, tidak berekor dan berkepala (yakni: tanpa sanad). Aneh dan lucunya, setelah itu ada seseorang yang melariskan hadits tersebut dengan berkata: “Walaupun hadits ini lemah, tetapi bisa dipakai dalam Fadhoilul A’mal.” Hanya kepada Allah azza wa jalla kita mengadu dari kejahilan manusia di akhir zaman!![5]
Sejarah Perayaan Maulid Nabi
Adapun dari segi matan hadits, bagaimana hadits ini shohih padahal perayaan maulid nabi tidaklah dikenal pada zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, para sahabat, para tabi’in dan tabi’ut tabi’in. Bahkan hal tersebut juga tidak dikenal di kalangan imam-imam mazhab: Abu Hanifah, Malik, Ahmad dan Syafi’i sekalipun karena memang perayaan ini adalah perkara baru dalam agama. Adapun orang yang pertama kali mengadakannya adalah Bani Ubaid al-Qoddakh yang menamai diri mereka dengan “Fathimiyyun”. Mereka memasuki kota Mesir tahun 362 H. Berakar dari sinilah kemudia mulai tumbuh dan berkembang bentuk-bentuk perayaan maulid secara umum dan maulid nabi secara khusus.
Al-Imam Ahmad bin Ali al-Maqrizi rahimahullah -seorang ulama ahli sejarah- mengatakan: “Para kholifah Fathimiyyun[6] mempunyai perayaan yang bermacam-macam tiap tahunnya. Yaitu perayaan tahun baru, perayaan Asyura’, maulid Hasan, maulid Husain, maulid Fathimah az-Zahro dan maulid kholifah, perayaan awal bulan Rojab, Nisfu Sya’ban, awal Ramadhan, pertengahan Ramadhan dan penutupan Ramadhan…”[7]
Mereka adalah orang-orang dari daulah Ubaidiyyah yang berakidah Bathiyyah, merekalah yang dikatakan oleh imam al-Ghazali rahimahullah: “Mereka menampakkan sebagai orang Rofidhah Syi’ah, padahal sebenarnya mereka adalah murni orang kafir.” [8]
Pendapat yang mengatakan bahwa Banu Ubaid tersebut adalah pencetus pertama perayaan maulid ditegaskan oleh al-Maqrizi rahimahullah dalam al-Khuthoth: 1/280, al-Qolqosynadi dalam Shubhul A’sya: 3/398, as-Sandubi dalam Tarikh Ihtifal bil Maulid hal.69, Muhammad Bukhait al-Muthi’i dalam Ahsanul Kalam hal.44, Ali Fikri dalam Muhadhorot beliau hal.84, serta Ali Mahfuzh dalam al-Ibda’ hal.126.[9]
Dan orang yang pertama merayakan maulid ini di Iraq ialah Syaikh al-Mushil Umar Muhammad al-Mula pada abad ke enam dan kemudian diikuti oleh Raja Mudhafir Abu Sa’id Kaukaburi (Raja Irbil) pada abad ke tujuh dengan penuh kemegahan.
Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah dalam biografi Abu Sa’id berkata: “Dia merayakan peringatan maulid nabi di bulan Rabi’ul Awal dengan amat mewah.
As-Sibt berkata: “Sebagian orang yang hadir disana menceritakan bahwa dalam hidangan Raja Mudhoffir disiapkan lima ribu daging panggang, sepuluh ribu daging ayam, seratus ribu gelas susu, dan tiga puluh ribu piring makanan ringan…” Hingga beliau (Ibnu Katsir) rahimahullah berkata: “Perayaan tersebut dihadiri oleh tokoh-tokoh agama dan orang-orang sufi (betapa serupanya perbuatan orang-orang dahulu dengan sekarang -pent). Sang raja pun menjamu mereka, bahkan bagi orang sufi ada acara khusus, yaitu bernyanyi dimulai waktu dzuhur hingga Fajar, dan raja pun ikut berjoget bersama mereka.” [10]

Ibnu Khollikan juga berkata: “Bila tiba awal bulan Shofar, mereka menghiasi kubah-kubah dengan aneka hiasan yang indah dan mewah. Pada setiap kubah ada sekumpulan penyanyi, ahli menunggang kuda, dan pelawak. Pada hari-hari itu manusia libur kerja karena ingin bersenang-senang ditempat tersebut bersama para penyanyi… Dan bila maulid kurang dua hari, raja mengeluarkan unta, sapi, dan kambing yang tak terhitung jumlahnya, dengan diiringi suara terompet dan nyanyian sampai tiba dilapangan.” Hingga beliau (Ibnu Khollikan) berkata, “Dan pada malam maulid, raja mengadakan nyanyian setelah sholat magrib di benteng.”
Demikianlah sejarah awal mula perayaan maulid nabi yang penuh dengan huru-hara, pemborosan dan kemaksiatan. Na’udzubillahi.
Setelah keterangan diatas, maka terdapat perkara aneh bin ajaib di negeri kita yaitu tersebarnya keyakinan di sebagian kaum muslimin, bahwa yang pertama kali mengadakan acara maulid nabi adalah Sholahuddin al-Ayyubi rahimahullah ketika perang Salib yang hal tersebut dilakukan untuk menyemangati kaum muslimin tatkala melawan pasukan kafir. Ini adalah sebuah kebohongan, karena yang pertama kali membuat bid’ah ini adalah orang-orang Bathiniyyah dari kerajaan Ubaidiyyah yang mereka menamakan atau mengistilahkannya dengan daulah Fathimiyyah.[12]
Bahkan kami katakan hal ini merupakan pemutarbalikan fakta sejarah, sebab Sholahuddin al-Ayyubi rahimahullah dikenal berupaya untuk menghancurkan Ubaidiyyah, dan Ubaidiyyah juga sangat tidak suka kepada Sholahuddin al-Ayyubi rahimahullah. Bahkan mereka berusaha untuk membunuh beliau beberapa kali. [13]
Barangsiapa yang mempelajari sejarah, niscaya dia akan dapat memastikan bahwa Sholahuddin al-Ayyubi rahimahullah adalah seorang raja dan panglima Islam yang telah melenyapkan perayaan maulidan dari permukaan negeri kaum muslimin. Sedangkan mereka yang mengatakan sebaliknya bahwa Sholahuddin rahimahullah adalah seseorang yang telah memarakkan maulidan, maka pernyataan tersebut tidak memiliki bukti sama sekali.” [14]
Semoga hakekat sejarah ini menyadarkan kita kan kelalaian dan ketertipuan kita selama ini sehingga kembali pada jalan yang lurus. Wallahu A’lam.
Perayaan Maulid Nabi Tidak Diamalkan Kaum Salaf
Hal yang menambah keyakinan kita akan bathilnya hadits dan atsar-atsar tentang perayaan maulid ini adalah bahwa para sahabat dan para generasi utama yang dipuji oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah mengamalkan acara ini.
Khoirunnaasi qornii [Sebaik-baik manusia adalah masaku].” [HR.Bukhari 3651, Muslim 2533] [15]
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata: “Demikian pula apa yang diada-adakan oleh sebagian manusia tentang perayaaan hari kelahiran Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, padahal ulama telah berselisih tentang (tanggal) kelahirannya. Semua ini tidak pernah dikerjakan oleh generasi salaf (sahabat, tabi’in dan tabi’ut tabi’in)…dan seandainya hal itu baik, tentu para salaf lebih berhak mengerjakannya daripada kita. karena mereka jauh lebih cinta kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan mereka lebih bersemangat dalam melaksanakan kebaikan.
Sesungguhnya mencintai Rosul shallallahu ‘alaihi wasallam adalah dengan mengikuti beliau, menjalankan perintahnya, menghidupkan sunnahnya secara dzohir dan batin, menyebarkan ajarannya dan berjihad untuk itu semua, baik dengan hati, tangan ataupun lisan. Karena inilah jalan para generasi utama dari kalangan Muhajirin dan Anshor dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan kebaikan.”[16]

Syaikh Zhohiruddin Ja’far at-Tizmanti rahimahullah (682 H) berkata: “Perayaan ini tidak pernah ada di generasi pertama salafush shalih, padahal mereka adalah generasi yang paling cinta dan mengagungkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam lebih jauh daripada pengagungan kita.” [17]
al-Ustadz Muhammad al-Haffar rahimahullah (811 H) juga berkata: “Pada malam maulid tidaklah para salafush shalih dari sahabat dan tabi’in berkumpul untuk ibadah dan melakukan ritual lebih dari hari-hari lainnya, karena Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam tidaklah diagungkan kecuali dengan cara yang dicontohkan.” Lanjutnya: “Setiap kebaikan adalah dengan mengikuti salafush shalih yang telah Allah azza wa jalla pilih mereka, apa yang mereka lakukan maka kita lakukan dan apa yang mereka tinggalkan maka kita tinggalkan. Apabila telah jelas hal ini, maka perkumpulan pada malam itu bukanlah disyariatkan tetapi malah diperintahkan untuk ditinggalkan.” [3]
Hal ini sangat menunjukkan bahwa salafush shalih tidak merayakan perayaan maulid ini adalah perselisihan mereka tentang penentuan tanggal hari kelahirannya hingga menjadi tujuh pendapat, setelah mereka bersepakat  bahwa hari kelahirannya adalah hari senin dan mayoritas mereka menguatkan bulannya adalah bulan Robi’ul Awal. Seandainya pada hari kelahirannya disyariatkan tentang perayaan ini, niscaya para sahabat akan menentukan dan perhatian tentang penentuan hari kelahiran Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan tentunya akan menjadi perkara yang masyhur di kalangan mereka. [18]
Akhirnya, kita memohon kepada Allah azza wa jalla agar dijadikan hamba-hamba-Nya yang mencintai Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dalam arti yang sesungguhnya.
Note:
[1] Al-Allamah Ali al-Qori (1014 H) telah membantah keyakinan ini dalam kitabnya al-Maurid ar-Rowi hal.97: “Keutamaan ini tidak lain karena ibadah pada saat itu lebih utama. Dan dengan ketegasan al-Qur’an malam Lailatul Qadr lebih baik daripada seribu bulan, sedangkan keutamaan seperti itu tidak ditemukan pada malam kelahiran Nabi Muhammad, baik dari al-Qur’an, hadits atau keterangan salah seorang ulama umat ini.” [Dari al-Hukmul Haq fil Ihtifal bi Maulid Sayyidil Kholq hal.15 oleh Syaikhuna Ali bin Hasan al-Halabi]
[2] Lihat Mafahin Yazibu ‘an Tushohhah, al-Maliki hal.120, Faidhul Wahhab, al-Qolyubi: 5/114-116, dari at-Tabarruk Anwa’uhu wa Ahkamuhu, Dr.Nashir al-Judai’ hal.359-360
[3] Lihat Hadits-Hadits Bermasalah, Prof.Ali Musthofa Ya’qub hal.102
[4] Beliau adalah salah seorang murid Imam ahli hadits besar, al-Albani, yang sudah beberapa kali pernah berkunjung ke Indonesia dalam rangka dakwah. Pertanyaan ini saya tanyakan kepada beliau pada hari Rabu 6 Muharrom 1423 H, sebelum shalat Dhuhur di masjid al-Irsyad, Surabaya
[5] Kemudian saya mendapati dalam kitab Tahdzirul Muslimin Minal Ahadits al-Maudhu’ah ‘ala Sayyidil Mursalin hal.87 oleh Muhammad al-Basyir al-Azhari, beliau mengatakan: “Di antara hadits-hadits yang banyak berbau dusta adalah kisah-kisah tentang maulid nabi.”

[6] Penamaan Banu Ubaid al-Qoddah dengan Fathimiyyun terlalu toleransi, karena sebagaimana kata al-Hafizh as-Suyuthi bahwa mereka bukan Quraisy, yang menamai mereka Fathimiyyun hanyalah orang awam yang jahil, kakek mereka adalah Majusi. Adz-Dzahabi berkata: “Para ulama pakar bersepakat bahwa Ubaidullah al-Mahdi bukanlan Alawi.” Kebanyakan mereka adalah kaum zindiq yang keluar dari Islam, di antara mereka ada yang terang-terangan mencela para Nabi, membolehkan khomr, memerintah untuk sujud kepadanya, yang paling bagus di antara mereka adalah Rofidhoh yang hina…” [Lihat Tarikhul Khulafa hal.4]
[7] Al-Mawaidz wal I’tibar bi Dzikril Khuthothi wal Atsar: 1/490
[8] Fadhoih al-Bathiniyyah hal.37
[9] Lihat al-Qoulul Fashl fi Hukmi al-Ihtifal bi Maulid Khoirir Rusul, Syaikh Ismail al-Anshori hal.451-462
[10] al-Bidayah wa Nihayah: 13:137
[11] Wafayatul A’yan: 4/117-118
[12] Al-Furqon Edisi 8 / Th.7, Robi’ul Awwal 1429 H, Hal.58
[13] Lihat buku “Sholahuddin Ayyubi wa Juhuduhu fil Qodho’ ala Daulah Fathimiyyah wa Tahrir Baitil Maqdis” (Sholahuddin Ayyubhi dan Usaha-Usahanya Untuk Menghancurkan Daulah Fathimiyyah dan Membebaskan Baitul Maqdis) karya Dr.Ali Muhammad ash-Sholabi, dan tulisan Syaikh Muhammad ar-Rohil “Juhud Sholahuddin Ayyubi fi ihya’ Madzhab Sunni fi Mesir wa Syam (Usaha-Usaha Sholahuddin Ayyubi dalam Menghidupkan Paham Sunni Di Mesir dan Syam), yang dimuat dalam Majalah al-Hikmah edisi 12, Shofar 1418 H, hal.297-324.
[14] Benarkah Sholahuddin al-Ayyubi Merayakan Maulid Nabi? hal.58-59 oleh Akhuna al-Ustadz Ibnu Saini bin Muhammad
[15] Hadits ini mutawatir sebagaimana ditegaskan oleh al-Hafidz Ibnu Hajar dalam al-Ishobah: 1/8. Perlu dicatat di sini bahwa hadits di atas masyhur dengan lafadz  khoirul quruuni qornii, padahal lafadz ini tidak ada dalam kitab-kitab hadits, sebagaimana dikatakan Syaikh al-Albani dalam Ta’liqnya terhadap at-Tankil: 2/223
[16] Iqtidho’ Shiratil Mustaqim: 2/123-124
[17] Dinukil oleh Syaikh ash-Sholihi dalam as-Siroh asy-Syamiyah: 1/411-422
[18] al-Mi’yar al-Mu’arrob: 7/199-101, sebagaimana dalam al-Hukmul Haq fi Ihtifal bi Maulid Sayyidil Kholq hal.14-15 oleh Syaikh Ali Hasan al-Halabi
[19] Lihat keterangan lebih terperinci lagi masalah ini dalam buku kami Polemik Peringatan Maulid Nabi cet. Pustaka Nabawi
Sumber: diketik ulang dari Majalah al Furqon Edisi 7, Tahun Kesembilan, Shofar 1431 H, Jan-Feb 2010 Hal.13-15 & 27.
Bersambung Insya Allah dengan pembahasan “Menjawab Syubhat-Syubhat Perayaan Maulid Nabi
Semoga bermanfaat bagi kami dan kaum muslimin..
Baca selengkapnya..

Siapakah Pemerintahan Yang Bodoh?!

[Oleh: Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat]
Pemerintah
SIAPAKAH PEMERINTAHAN YANG BODOH?
Dari Jabir bin Abdillah (ia berkata): Sesungguhnya Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- pernah bersabda kepada Ka’ab bin ‘Ujrah:
“Ya Ka’ab bin ‘Ujrah! Semoga Allah melindungimu dari pemerintahan yang bodoh!”.
Ka’ab bin ‘Ujrah bertanya: “Kenapa demikian ya Rasulullah, dan siapakah pemerintahan yang bodoh itu?”.
Beliau menjawab: “Para umarah (penguasa) yang akan datang nanti sesudahku, mereka tidak mengikuti petunjukku dan tidak mengamalkan Sunnahku. Maka barang siapa yang membenarkan kebohongan mereka dan menolong ke zhaliman mereka, maka mereka itu bukan dariku dan aku bukan dari mereka [1], dan mereka tidak akan dibawa ke telagaku (pada hari kiamat). Akan tetapi barang siapa yang tidak membenarkan kebohongan mereka dan tidak menolong ke zhaliman mereka, maka mereka itu dariku dan aku dari mereka [2], dan mereka akan dibawa ke telagaku (pada hari kiamat).

Ya Ka’ab bin ‘Ujrah! Puasa itu sebagai perisai, dan shadaqah itu sebagai penghapus dosa, sedangkan shalat itu sebagai cara untuk mendekatkan diri (kepada Allah) -atau beliau bersabda: Shalat itu sebagai bukti (bahwa dia seorang muslim)-
Ya Ka’ab bin ‘Ujrah! Sesungguhnya tidak akan masuk sorga daging yang tumbuh dari hasil yang haram, maka nerakalah yang lebih berhak dengannya (memakannya).
Ya Ka’ab bin ‘Ujrah! Manusia (setiap hari) berangkat di waktu pagi terbagi menjadi dua golongan: Yang membeli dirinya, kemudian dia memerdekakannya (dari api neraka). (Dan) Yang menjual dirinya, kemudian dia membinasakannya (memasukkan dirinya ke dalam api neraka)”.
HADITS SHAHIH. Telah dikeluarkan oleh Ahmad (3/321 & 399 dan ini lafazhnya), Daarimiy (2/318 dengan sangat ringkas) dan Ibnu Hibban (no. 1569 –mawaarid-).
Hadits ini shahih atas syarat Muslim sebagaimana telah saya luaskan takhrijnya di Riyaadhul Jannah (no:511). Dan Hadits ini pun telah mempunyai syawaahid (penguat atau pembantunya) dari jama’ah para sahabat dan keluasan takhrijnya ada di Riyaadul Jannah (no:757 s/d 761).
SEBAGIAN DARI  FAEDAH HADITS
As sufahaa’ bentuk jama’ dari safiih yang artinya sebagaimana di tafsirkan oleh Al Hafizh Ibnu Katsir:
Sufahaa’ bentuk jama’ dari safiih, sedangkan safiih artinya: Orang yang jahil (bodoh), yang dha`if (lemah) akalnya, yang sedikit sekali pengetahuannya tentang mana yang maslahat dan mana yang mudharat”. [3]
Hadits yang mulia ini merupakan hadits yang sangat besar dan agung sekali, yang menjadi salah satu tanda dari tanda-tanda kenabian beliau -shalallahu ‘alaihi wa sallam-. Bahwa apa yang beliau -shalallahu ‘alaihi wa sallam- kabarkan akan terjadi, pasti terjadi tidak dapat tidak, karena ini merupakan wahyu dari Rabbul ‘alamin sebagaimana firman-Nya:
Dan dia tidak berbicara dengan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain melainkan wahyu yang di wahyukan (kepadanya)”. (Surat An-Najm:3 dan 4).
(Allah) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu. Kecuali kepada Rasul yang diridhai-Nya…”. (Surat Jin:26 & 27).
Kita saksikan -dengan sangat menyesal dan menyedihkan- sebagian besar negeri-negeri Islam pemerintahannya adalah pemerintahan sufahaa’. Yaitu satu pemerintahan yang di pimpin oleh para penguasa yang tidak mengikuti petunjuk (hidayah) Nabi yang mulia -shalallahu ‘alaihi wa sallam-. Padahal sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk beliau -shalallahu ‘alaihi wa sallam-.
Yaitu pemerintah yang tidak mengamalkan dan berjalan di atas Sunnah beliau -shalallahu ‘alaihi wa sallam-. Padahal tidak akan tersesat selamanya orang yang berpegang dengan Al Kitab dan Sunnah Nabi -shalallahu ‘alaihi wa sallam-.
Oleh karena itu pemerintahan mereka adalah pemerintahan yang bodoh, miskin, terhina, lebih banyak mudharatnya dari maslahatnya. Bahkan hampir-hampir tidak ada maslahatnya kalau dinisbahkan dengan mudharatnya.
Inilah balasan -dan balasan sesuai dengan jenis amalnya- bagi setiap pemerintahan yang berpaling dari petunjuk dan Sunnah Nabi -shalallahu ‘alaihi wa sallam-.
Sebaliknya,pemerintahan yang mengikuti petunjuk dan Sunnah Nabi yang mulia - shalallahu ‘alaihi wa sallam- adalah sebuah pemerintahan yang berilmu, kaya, kuat, penuh dengan kemaslahatan dan sedikit sekali mudharatnya. Bisa dikatakan hampir-hampir tidak ada mudharatnya kalau dinisbahkan dengan maslahatnya.
Hadits yang mulia ini bagaikan petir yang menyambar kaum Harakah Islamiyyah yang telah menceburkan diri mereka di dalam kubangan pemerintah sufahaa’ yang membuat mereka lebih sufahaa’ dari pemerintahan sufahaa’.
Semoga Allah melindungi kita dari pemerintahan sufahaa’. Allahumma amin!
Foot Note:
[1] Yakni, mereka bukanlah orang-orang yang mengikuti Sunnahku dalam masalah ini.
[2] Yakni, merekalah orang-orang yang mengikuti Sunnahku.
[3] Tafsir Ibnu Katsir di dalam menafsirkan ayat 13 surat al-Baqarah
Sumber: Disalin ulang dari buku Al Masail jilid 4, al Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat –hafizhahullah-, Masalah ke 90, Penerbit Darussunnah, Cet.2, Hal.214-218.
BAGAIMANA CARA MENASEHATI PENGUASA YANG ZHALIM DI DALAM ISLAM
“Barangsiapa yang ingin menasehati penguasa tentang sesuatu urusan, maka janganlah ia tampakkan nasehatnya itu kepadanya secara terang-terangan (di depan umum). Akan tetapi hendaklah ia memegang tangannya, lalu ia bersembunyi dengannya (yakni nasehati dia secara sembunyi tidak ada yang mengetahuinya kecuali engkau dan dia). Maka kalau dia menerima nasehatnya, maka itulah (yang dikehendaki). Tetapi kalau dia tidak mau menerima nasehatnya, maka sesungguhnya ia telah menunaikan kewajiban menasehatinya.”
HADITS SHAHIH. Telah dikeluarkan oleh Ahmad (3/403-404 no.15408 dan ini lafazhnya) dan Ibnu Abi ‘Ashim di kitabnya “As Sunnah” (no.1096, 1098 & 1099) dan lain-lain.
FIKIH HADITS
Hadits yang mulia ini mengajarkan kepada kita salah satu adab dan akhlak di dalam Islam yang sangat tinggi dan mulia dalam ber-amar ma’ruf dan nahi mungkar, menasehati dan memperingati penguasa yang zhalim. Nabi yang mulia –shallallahu ‘alaihi wa sallam- telah mengajarkan kepada kita apabila kita ingin menasehati atau memperingati penguasa yang zhalim, nasehatilah secara tersembunyi. Jangalah menasehati atau memperingatinya secara terang-terangan di depan umum, di mimbar atau di majelis terbuka dengan membuka aibnya. Karena yang demikian akan menafikan maksud dan tujuan dari nasehat atau peringatan itu sendiri kepada penguasa yang zhalim. Bahkan akan menambah kezhaliman dan kemarahannya khususnya kepada orang-orang yang memperingatinya. Sebab maksud dan tujuan menasehati atau memperingati penguasa yang zhalim ialah agar dia sadar akan kezhalimannya kemudian bertaubat dan beramal shalih. Inilah maksud dari perintah Allah Tabaaraka wa Ta’ala kepada Musa dan Harun untuk berda’wah memperingati Fir’aun:
Pergilah kamu berdua kepada Fir’aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas. Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut.” [QS. Thaahaa: 43-44].
Di dalam ayat yang mulia ini terdapat ibrah yang sangat besar dalam berda’wah kepada penguasa yang zhalim. Fir’aun ketika itu adalah seorang yang sangat melampaui batas, sombong bahkan mengaku dirinya sebagai tuhan. Sedangkan Musa adalah seorang Nabi yang besar dan mulia di sisi Allah bersama saudaranya Harun. Meskipun demikian Allah tetap memerintahkan kepada Musa dan Harun untuk berbicara kepada Fir’aun dengan kata-kata yang lemah lembut agar mengena dan masuk ke dalam hati Fir’aun. Yang tujuannya agar supaya Fir’aun sadar, ingat akan kezhalimannya, kemudian tunduk dan takut kepada Allah. Kalau terhadap Fir’aun, Allah telah memerintahkan kepada Musa dan Harun untuk berbicara dengan kata-kata yang lemah lembut, maka tentunya penguasa muslim yang zhalim lebih berhak mendengar kata-kata yang lemah lembut dari seorang alim yang akan menasehati dan memperingatinya.
Sekali lagi, hadits yang mulia ini bagaikan petir yang menyambar kaum harakah islamiyyah yang telah menghalalkan  dan menyukai bahkan hampir-hampir mereka mewajibkan berdemontrasi, berorasi dan unjuk rasa kepada penguasa. Walaupun mereka menamakannya demontrasi tertib dan islamiy!!!
Sampai disitulah ilmu mereka!. [QS.an-Najm:30]
Sumber: Disalin ulang dari buku Al Masail jilid 4, al Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat –hafizhahullah-, Masalah ke 91, Penerbit Darussunnah, Cet.2, Hal.220-222.
Baca selengkapnya..

Tips melipat gandakan penghasilan di PTC

1. Rajin-rajinlah untuk mengklik iklan
Penghasilan anda dari bisnis ini berasal dari iklan yang diklik jadi kliklah semua iklan yang tersedia setiap waktu dan aktiflah dalam mengklik supaya anda bisa lebih cepat untuk menerima hasilnya wajib 4 kali klik iklan setiap hari.

2. Mengikuti lebih dari satu program PTC
Semakin banyak PTC yang anda join semakin banyak pula iklan yang bisa anda klik. Semakin banyak iklan yang diklik semakin besar pula penghasilan anda. Meskipun begitu tapi jangan asal mengikuti program PTC. Karena banyak PTC yang terbukti scam (palsu). Jadi ikutilah program PTC yang terbukti aman dan membayar saja. Contohnya bisa anda lihat di Daftar PTC Yang Direkomendasikan dalam halaman My Bussines diblog ini. Saya tidak menjamin program PTC tersebut akan aman selamanya tetapi untuk sekarang mereka masih aman dan tetap membayar. Jika anda ingin mengetahui ptc yang aman anda bisa melihatnya di PTCWATCH.INFO.

3. Mencari referal
Bisnis ini juga berlaku sistem referal dimana kita bisa mengajak teman atau orang lain untuk bergabung dibisnis ini. Setiap kali referal anda mengklik iklan, kita akan mendapatkan sekian persen dari hasil klik mereka. Ada 2 cara untuk mencari referal yaitu:

a. Menggunakan link referal
Setelah anda mendaftar di program PTC, biasanya anda akan diberi sebuah link referal. Link inilah yang anda gunakan untuk mencari referal. Jika ada yang bergabung melalui link anda maka secara otomatis mereka akan menjadi referal anda. Bingung dalam mencari referal? Baca postingan saya berikutnya.
b.Membeli atau menyewa referal dari PTC
Jika anda kesulitan dalam mencari referal. Anda bisa membeli atau menyewanya dari PTC itu sendiri. Namun anda harus benar-benar memanage referal anda tersebut, ya seperti bos yang mempunyai karyawan, untuk referal yang tidak aktif atau mempunyai kinerja yang kurang bagus segera anda ganti.

4. Mengupgrade membership
Jika anda sudah memiliki referal yang banyak maka pilihan terakhir untuk mengoptimasi penghasilan anda adalah dengan upgrade membersip. Dengan upgrade membership, jumlah iklan yang bisa diklik menjadi lebih banyak dan nilai per klik juga bertambah dengan demikian maka penghasilan anda juga ikut bertambah.

Baca selengkapnya..

PTC (Paid to Click)

SEKILAS TENTANG PTC

PTC (Paid to Click) merupakan sebuah program advertising yang memberikan komisi kepada pembaca yang menge-klik dan melihat iklan yang mereka sediakan. Ada dua macam PTC yang penulis ketahui yaitu yang berasal dari Lokal (Indonesia) Seperti IDR-Clickit, Vistaclick dll dan yang kedua dari luar negri (International) Seperti Onbux, Neobux dll. Setiap situs memberikan bayaran yang berbeda untuk setiap klik iklan. Misalnya Neobux memberi U$0.01 untuk setiap iklan yang diklik.

Cara mendapatkan uang dari PTC

Hanya dengan menge-klik iklan yang mereka sediakan lalu U$0.01 akan ditambahkan ke akun kita. Namun disini ada aturannya. Kita harus menunggu selama beberapa detik untuk setiap iklan yang kita klik, sebelum kita menge-klik iklan berikutnya. Timer ini juga berbeda-beda untuk setiap situs. Ada yang hanya 10 detik, 20 detik, 30 detik, bahkan 40 detik.
Uang kita akan ditransfer via PayPal, AlertPay atau e-Gold setelah mencapai minimal cashout (tiap program memiliki batas yang berbeda-beda tapi rata-rata mensyaratkan minimal $2).


Pendaftaran
Tidak dikenakan biaya pendaftaran. Cukup mengisi formulir pendaftaran online (biasanya cuma nama, email, username, password). Tetapi kita harus membayar untuk meng-upgrade account gratisan kita ke account premium. Dengan begini kita dapet full access ke iklan-iklan yang disediakan. Alias jumlah iklan yang di-klik juga lebih banyak. Tapi jika tidak ingin upgrade juga tak apa.
Selain itu kita juga akan mengenakl yang namanya Referral. Referral adalah bagaimana seseorang terhubung atau mengikuti situs tertentu atas rekomendasi kita. Disini, referral berupa sebuah alamat unik yang berbeda untuk setiap account. Jika orang mendaftar ke sebuah situs dengan sumber alamat unik dari kita ini, maka kita akan memperoleh komisi. Begitu juga pada program PTC. Kita bisa menggandakan pendapatan kita dari sebuah situs PTC. Komisi ini termasuk: sign up, referral clicks (jika referral anda mulai nge-klik iklan), upgrades (jika referral anda upgrade ke premium account), bonuses (tergantung pada situs PTC yang anda ikuti). Kelebihan PTC salah satunya adalah bila kita mendaftar atas referral orang lain maka pendapatan kita tidak akan berkurang/dipotong sepeserpun.
Bagaimana menarik bukan ayo klik ja gan banner yang ada dihalaman My Bussines blog ini ya...???
Baca selengkapnya..

Selasa, 08 Februari 2011

Cara Membuat Read More pada Posting

Secara default Blogger akan menampilkan tulisan kita secara utuh. Bayangkan jika tulisan kita sudah banyak. Semuanya akan tampil secara utuh memenuhi halaman posting. Pembaca terpaksa harus terus menggulung layer sampai ke bawah untuk melihat tulisan satu persatu.  Untuk mengatasinya  bisa  dilakukan dengan membuat ReadMore (Baca selengkapnya), sehingga setiap tulisan hanya ditampilkan sebagian saja (misalnya satu paragraf) sebagai cuplikan. Untuk melihat tulisan utuhnya pembaca tinggal mengklik link Baca selengkapnya…. Nah, cara membuatnya adalah:

1. Masuklah ke halaman dasbor anda. Klik menu Tata Letak.


2. Klik Edit HTML


3. Centang kotak kombo Expand Template Widget


4. Kemudian cari kode seperti ini: </head>. Agar mudah mencarinya tekan (Ctrl + F) pada keyboard. Maka akan muncul kotak pencarian (Find) seperti ini:



5. Setelah ketemu kode tersebut, tepat di atasnya ketikkan kode berikut:

   <style>
     <b:if cond='data:blog.pageType == "item"'>
      span.fullpost {display:inline;}
     <b:else/>
      span.fullpost {display:none;}
     </b:if>
   </style> 


6. Maka hasilnya akan seperti ini:


7. Kemudian lanjutkan mencari kode: <data:post.body/> (cari lagi dengan kotak pencarian/find).

8. Kemudian ketikkan kode ini di bawahnya:

 <b:if cond='data:blog.pageType != "item"'>
       <a expr:href='data:post.url'> Baca selengkapnya..</a>
       </b:if>


9. Hasilnya akan menjadi seperti ini dan klik SIMPAN TEMPLATE


10. Itu baru satu tahap. Sekarang tinggal setahap lagi, yaitu memotong tulisan yang akan kita selipkan kode untuk Read More-nya. Sekarang  bukalah  halaman posting, lalu klik Edit Entri.



11. Klik Edit pada tulisan yang akan diselipkan Read More-nya  (nanti semuanya bisa anda lakukan secara bergantian).


12. Sebelumnya meyisipkan kodenya pastikan anda sudah mengklik menu Edit HTML.


13. Sekarang ketikkan kode: <span class="fullpost"> pada bagian tulisan yang ingin dipotong.


14. Terakhir ketikkan kode: </span>  di akhir tulisan (paling bawah) dan Klik TERBITKAN ENTRI.



15. Jika proses yang dilakukan tidak keliru, seperti biasa akan muncul tulisan Perubahan Anda telah Disimpan. Jika tidak, coba anda ulangi lagi dengan teliti. Ini hanya repot di awalnya. Untuk tulisan yang lain (berikutnya) anda tidak perlu lagi masuk ke halaman edit HTML Tata Letak. Cukup menyisipkan kode pendeknya  pada halaman Edit Entri.
Selamat mencoba dan semoga berhasil!

Referensi : http://www.blogernas.co.cc/2010/03/cara-membuat-read-more-pada-posting. Baca selengkapnya..

Jumat, 04 Februari 2011

MENGENAL ANALISIS REGRESI LINIER



Bab ini membahas masalah pengenalan analisis regresi dan teori regresi. Setelah selesai membaca bagian ini maka pembaca akan dapat memahami:
  • Pengertian regresi linear
  • Konsep-konsep dasar dalam regresi
  • Kegunaan teknik analisis regresi

2.1  Pengertian
Untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel tergantung dan memprediksi variabel tergantung dengan menggunakan variabel bebas. Gujarati (2006) mendefinisikan analisis regresi sebagai kajian terhadap hubungan satu variabel yang disebut sebagai variabel yang diterangkan (the explained variabel) dengan satu atau dua variabel yang menerangkan (the explanatory). Variabel pertama disebut juga sebagai variabel tergantung dan variabel kedua disebut juga sebagai variabel bebas. Jika variabel bebas lebih dari satu, maka analisis regresi disebut regresi linear berganda. Disebut berganda karena pengaruh beberapa variabel bebas akan dikenakan kepada variabel tergantung.

2.2  Tujuan
Tujuan menggunakan analisis regresi ialah

·        Membuat estimasi rata-rata dan nilai variabel tergantung dengan didasarkan pada nilai variabel bebas.

·        Menguji hipotesis karakteristik dependensi
·        Untuk meramalkan nilai rata-rata variabel bebas dengan didasarkan pada nilai variabel bebas diluar jangkaun sample.

2.3   Asumsi
Penggunaan regresi linear sederhana didasarkan pada asumsi diantaranya sbb:
·        Model regresi harus linier dalam parameter
·        Variabel bebas tidak berkorelasi dengan disturbance term (Error) .
·        Nilai disturbance term sebesar 0 atau dengan simbol  sebagai berikut: (E (U / X) = 0
·        Varian untuk masing-masing error term (kesalahan) konstan
·        Tidak terjadi otokorelasi
·        Model regresi dispesifikasi secara benar. Tidak terdapat bias spesifikasi dalam model yang digunakan dalam analisis empiris.
·        Jika variabel bebas lebih dari satu, maka antara variabel bebas (explanatory) tidak ada hubungan linier yang nyata

2.4  Persyaratan Penggunaan Model Regresi
Model kelayakan  regresi linear didasarkan pada hal-hal sebagai berikut:
a.       Model regresi dikatakan layak  jika angka signifikansi pada ANOVA sebesar < 0.05
b.      Predictor yang digunakan sebagai variabel bebas harus layak. Kelayakan ini diketahui jika angka Standard Error of Estimate < Standard Deviation
c.       Koefesien regresi harus signifikan. Pengujian dilakukan dengan Uji T. Koefesien regresi signifikan jika T hitung > T table (nilai kritis)
d.      Tidak boleh terjadi multikolinieritas, artinya tidak boleh terjadi korelasi yang sangat tinggi atau sangat rendah antar variabel bebas. Syarat ini hanya berlaku untuk regresi linier berganda dengan variabel bebas lebih dari satu.
e.       Tidak terjadi otokorelasi. Terjadi otokorelasi jika angka Durbin dan Watson (DB) sebesar < 1 dan > 3
f.        Keselerasan model regresi dapat diterangkan dengan menggunakan nilai r2 semakin besar nilai tersebut maka model semakin baik. Jika nilai mendekati 1 maka model regresi semakin baik. Nilai r2 mempunyai karakteristik diantaranya: 1) selalu positif, 2) Nilai r2 maksimal sebesar 1. Jika Nilai r2 sebesar 1 akan mempunyai arti kesesuaian yang sempurna. Maksudnya seluruh variasi dalam variabel Y dapat diterangkan oleh model regresi. Sebaliknya jika r2 sama dengan 0, maka tidak ada hubungan linier antara X dan Y.
g.       Terdapat hubungan linier antara variabel bebas (X) dan variabel tergantung (Y)
h.       Data harus berdistribusi normal
i.         Data berskala interval atau rasio
j.        Kedua variabel bersifat dependen, artinya satu variabel merupakan variabel bebas (disebut juga sebagai variabel predictor) sedang variabel lainnya variabel tergantung (disebut juga sebagai variabel response)

2.5  Linieritas
Ada dua macam linieritas dalam analisis regresi, yaitu linieritas dalam variabel dan linieritas dalam parameter. Yang pertama, linier dalam variabel merupakan nilai rata-rata kondisional variabel tergantung yang merupakan fungsi linier dari variabel (variabel) bebas. Sedang yang kedua, linier dalam parameter  merupakan fungsi linier parameter dan dapat tidak linier dalam variabel.

2.6  Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dapat didasarkan dengan menggunakan dua hal, yaitu: tingkat signifikansi atau probabilitas (α) dan tingkat kepercayaan atau confidence interval. Didasarkan tingkat signifikansi pada umumnya orang menggunakan 0,05. Kisaran tingkat signifikansi mulai dari 0,01 sampai dengan 0,1. Yang dimaksud dengan tingkat signifikansi adalah probabilitas melakukan kesalahan tipe I, yaitu kesalahan menolak hipotesis ketika hipotesis tersebut benar. Tingkat kepercayaan pada umumnya ialah sebesar 95%, yang dimaksud dengan tingkat kepercayaan ialah tingkat dimana sebesar 95% nilai sample akan mewakili nilai populasi dimana sample berasal. Dalam melakukan uji hipotesis terdapat dua hipotesis, yaitu:
  • H0 (hipotessis nol)  dan H1 (hipotesis alternatif)

Contoh uji hipotesis misalnya rata-rata produktivitas pegawai sama dengan 10 (μ x= 10), maka bunyi hipotesisnya ialah:
  • H0: Rata-rata produktivitas pegawai sama dengan 10
  • H1: Rata-rata produktivitas pegawai tidak sama dengan 10

Hipotesis statistiknya:
  • H0: μ x= 10
  • H1: μ x > 10 Untuk uji satu sisi (one tailed) atau
  • H1: μ x < 10
  • H1: μ x ≠ 10 Untuk uji dua sisi (two tailed)

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam uji hipotesis ialah;
  • Untuk pengujian hipotesis kita menggunakan data sample.
  • Dalam pengujian akan menghasilkan dua kemungkinan, yaitu pengujian signifikan secara statistik jika kita menolak H0 dan pengujian tidak signifikan secara statistik jika kita menerima H0.
  • Jika kita menggunakan nilai t, maka jika nilai t yang semakin besar atau menjauhi 0, kita akan cenderung menolak H0; sebaliknya jika nila t semakin kecil atau mendekati 0  kita akan cenderung menerima H0.

Menggunakan kurva untuk menguji hipotesis dapat digambarkan sebagai berikut:
a)      Untuk uji dua sisi
b)   Untuk uji sebelah kanan
c)   Untuk uji sebelah kiri

2.7  Karakteristik Model yang Baik
Model dikatakan baik menurut Gujarati (2006), jika memenuhi beberapa kriteria seperti di bawah ini:
·        Parsimoni: Suatu model tidak akan pernah dapat secara sempurna menangkap realitas; akibatnya kita akan melakukan sedikit abstraksi ataupun penyederhanaan dalam pembuatan model.
·        Mempunyai Identifikasi Tinggi: Artinya dengan data yang ada, parameter-parameter yang diestimasi harus mempunyai nilai-nilai yang unik atau dengan kata lain, hanya akan ada satu parameter saja.
·        Keselarasan (Goodness of Fit): Tujuan analisis regresi ialah menerangkan sebanyak mungkin variasi dalam variabel tergantung dengan menggunakan variabel bebas dalam model. Oleh karena itu, suatu model dikatakan baik jika eksplanasi diukur dengan menggunakan nilai adjusted r2 yang setinggi mungkin.
·        Konsitensi Dalam Teori: Model sebaiknya segaris dengan teori. Pengukuran tanpa teori akan dapat menyesatkan hasilnya.
·        Kekuatan Prediksi: Validitas suatu model berbanding lurus dengan kemampuan prediksi model tersebut. Oleh karena itu, pilihlah suatu model yang prediksi teoritisnya berasal dari pengalaman empiris.

2.8  Ringkasan
Analisis regresi berbeda dengan analisis korelasi. Jika analisis korelasi digunakan untuk melihat hubungan dua variable; maka analisis regresi digunakan untuk melihat pengaruh variable bebas terhadap variable tergantung serta memprediksi nilai variable tergantung dengan menggunakan variable bebas. Dalam analisis regresi variable bebas berfungsi untuk menerangkan (explanatory) sedang variable tergantung berfungsi sebagai yang diterangkan (the explained).  Dalam analisis regresi data harus berskala interval atau rasio. Hubungan dua variable bersifat dependensi. Untuk menggunakan analisis regresi diperlukan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi.
Baca selengkapnya..