Kamis, 21 April 2011

Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.


Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda - benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek yang diteliti.

Misalkan akan melakukan penelitian di Universitas X, maka Universitas X ini mempunyai populasi yang bisa berupa jumlah subyek/orang dan karakteristik subyek/orang. Pengertian pertama memberikan makna bahwa populasi merupakan sekumpulan orang/subyek dan obyek yang diamati. Pengertian kedua memberi petunjuk bahwa orang - orang di Universitas X mempunyai karakteristik, misalnya motivasi kerjanya, disiplin kerjanya, kepemimpinannya, iklim organisasinya dan lain-lain. Sekolah juga mempunyai karakteristik lain seperti kebijakan, prosedur kerja, tata ruang kelas, lulusan yang dihasilkan dan lain - lain.
Semoga bermanfaat ya hehehe....
Referensi : Prof. DR. Sugiyono. Statistika untuk Penelitian.
Baca selengkapnya..

Rabu, 20 April 2011

Variabel dan Skala Pengukuran


Variabel: karakteristik atau atribut yang dapat mewakili suatu nilai

Skala Pengukuran Nominal : mengklasifikasikan data ke dalam kategori yang tidak dapat diurutkan/dirangking (data nominal)
Skala Pengukuran Ordinal: mengklasifikasi data ke dalam kategori yang dapat dirangking (data ordinal)
Skala Pengukuran Interval: mengklasifikasi data ke dalam kategori yang dapat dirangking dan perbedaan antara tiap unit pengukuran ada (tidak mempunyai nilai 0 absolut) (data interval)
Skala Pengukuran Rasio: mempunyai semua karakteristik skala pengukuran interval dan mempunyai nilai absolut 0 (data rasio)
Baca selengkapnya..

Istilah Statistika & Jenis Statistika

Populasi        : terdiri dari semua objek dengan karakteristik tertentu yang ingin dipelajari/ diteliti
Parameter      : ukuran sebagai wakil dari kumpulan data dalam populasi
Sampel          : bagian dari populasi
Statistik         : ukuran sebagai wakil dari kumpulan data dalam sampel
Statistika       : pengetahuan tentang cara pengumpulan data, penyajian data, analisa atau pengolahan   data, dan penarikan kesimpulan data.
Biostatistika  : statistika yang digunakan untuk ilmu hayat (life science).

Jenis Statistika
Statistika Deskriptif          : statistika untuk menggambarkan data tanpa membuat inferensi (kesimpulan) untuk populasi
Statistika Inferensial         : statistika untuk menganalisa data sampel dan hasilnya akan diinferensi(disimpulkan) untuk populasi dimana sampel tersebut ditarik

Statistika Parametrik         : statistika untuk menganalisa data yang diambil dari populasi berdistribusi normal


Statistika Nonparametrik  : statistika untuk menganalisa data dari populasi yang bebas distribusi
Baca selengkapnya..

Jumat, 08 April 2011

Cara Melindungi Komputer dari Serangan Luar

Jadi apa yang kita butuhkan di komputer kita untuk melindungi data kita? Thompson mengatakan bahwa cara terbaik untuk mengatur keamanan komputer adalah dengan melalui lapisan keamanan, sehingga jika satu bidang perlindungan hanya efektif 75 persen maka lapisan berikutnya akan menutup semua lubang.

Lapisan keamanan tersebut harus mencakup sebagai berikut:
1. Firewall. Firewall melindungi komputer dari penyusup luar, Menurut Microsoft ada beberapa pilihan untuk firewall seperti perangkat lunak dan wireless router firewall.
2. Scanner. Seperti antivirus, antimalware dan antispywaresoftware. Ini melindungi komputer dari virus, Trojan, worm, rootkit dan serangan sejenisnya, untuk yang satu ini program-program tersebut biasanya telah dibundel menjadi satu.

3. Aplikasi Web: pemindai tes web server untuk file berbahaya dan masalah lain.
4. Sebuah lapisan pemantauan. Menurut Thompson, ini merupakan sebuah pemantau untuk memonitor perilaku berbahaya. Sebagai contoh, sebuah program baru yang menginstal sendiri sehingga bertahan reboot dan pemantauan keystrokes sangat sensitif dengan perilaku monitor.
5. Versi terbaru dari browser favorit Anda. lakukan update pada browser anda karena selalu terdapat bugs yang terus diperbaiki pada generasi terbarunya.
6. Pembatasan berbasis jaringan dan pengguna perangkat lunak manajemen. Dengan asumsi apabila Satu komputer terinfeksi maka dapat merusak seluruh jaringan.
7. Software Enkripsi Data. Menjaga data kita aman dengan enkripsi.
8. System cadangan Online. Bisa memberi akses ke data kita apabila terjadi kasus pencurian atau malfungsi komputer.
Baca selengkapnya..

Jumat, 11 Maret 2011

12 Musuh Skubek, Dari Parkir Sampai Kereta!

Safety
Matik memang mudah. Tapi dengan mudah membahayakan pengendaranya. Istilahnya, manis-manis jambu. Semanis-masnisnya jambu, awas gigit bijinya. Kreeeek...

ANGGAP ENTENG.
Naik skubek, tinggal gas. Justru di sini, bahaya mengintai. Bermodalkan mahir main sepeda, skubek yang tinggal buka throtle dan tekan rem. Perasaan anggap gampang ini, musuhnya skubek. Baru mahir dikit, sudah coba-coba ngebut. Salah dikit, ya cium tanah dan cium pantat mobil.

 Anak-anak ancam di depan rel kereta (kiri). Libas lubang bikin pecah ban (kanan)
ANAK-ANAK MAIN GAS.
Ini kerap terjadi. Terutama skubek yang sedang menunggu di sisi kanan atau kiri rel kereta, bikin nyawa melayang. Kejadiannya sederhana. Si pengguna bawa anak yang ditempatkan di depan. Jelang kereta lewat, tak terduga si anak buka gas yang bikin skubek meluncur ke rel. Di saat yang sama, kereta menghantam mereka. 

BUKA-TUTUP THROTTLE.
Perilaku memainkan irama gas di bebek atau sport, jadi musuh skubek. Karena dianggap main buka gas aja, tanpa pindah gigi, jadinya buka gas ngawur. Efeknya bahan bakar boros dibanding atur irama rpm.  

MENGEREM WAKTU HUJAN. 
Hujan saat aspal basah, rival berat skubek. Tanpa engine brake, skubek mengandalkan pengereman. Jika mengerem terlalu keras, kedua roda mudah terkunci. Padahal, pengereman dan engine brake bersamaan paling aman saat hujan.

BOROS PERANTI CIET.
Pengeluaran yang terhitung cepat dilakukan salah satunya peranti ciet alias rem. Pengereman tanpa dibantu engine brake bikin kampas rem cepat abis. Di awal munculnya skubek bisa setiap 5.000 km mengganti rem belakang.  

TURUNAN CURAM.
Turunan yang tajam, apalagi pas hujan atau jalanan berpasir mengancam penunggang skubek. Pakai sport atau bebek, tinggal diatur kerja sama engine brake dan pengereman manual. Pakai skubek harus hati-hati. Pengereman harus lembut dan teratur.

LUBANG DI JALANAN.
Diameter roda skubek yang kecil jadi ancaman sewaktu melibas lubang. Sering dialami pengguna skubek yang pecah ban mendadak setelah melewati jalan berlubang, meski kecepatannya rendah.

SOKBREKER TABUNG ATAS.
Ingin pasang sokbreker tabung malah jadi musuh bodi skubek. Tabung sok di atas akan mengerbankan badan skubek dicoak. Masalahnya, bodi skubek sendiri dibikin lebih lebar.

 Turunan tajam licin atau berpasir main rem lembut (kiri). Oli girboks males di cek bahaya (kanan).
DEBU JALANAN.
Kalau kawasan jalan yang sering dilewati berdebu, hati-hati buat pemilik skubek. Debu jadi musuh utama filter CVT. Jika dibiarkan, udara sulit menembus filter. Mampet. Efeknya, terjadi  panas berlebihan di CVT dan komponen jadi lebih cepat aus.

CAIRAN BIKIN SELIP.
Jangan main-main sama pembersih puli atau belt di CVT skubek. Cairan yang mengandung  pelumas yang disemprotkan ke  CVT, bisa bikin selip. Motor jalan di tempat. Makanya, alkohol jauh lebih aman untuk dijadikan pembersih. 

MALES NGECEK OLI GIRBOKS.
Di skubek bukan cuma ganti oli mesin, tapi juga diikuti oli girboks. Jangan malas mengecek pelumas gir belakang skubek. Kalau lupa dicek, gigi gir akan cepat aus. Kerusakan ini mudah merembet ke komponen lain di sekitarnya. 

PARKIRAN TANPA KEAMANAN.
Terakhir, musuh skubek yang di tempat parkir. Parkiran tanpa pihak keamanan, bisa dengan mudah skubek pindah tangan. Dicuri. Modus dasar kriminalitas, semakin laris suatu barang semakin tinggi tingkat pencuriannya.  
referensi :  (motorplus-online.com)

Baca selengkapnya..

Tsunami

Tsunami (bahasa Jepang: 津波; tsu = pelabuhan, nami = gelombang, secara harafiah berarti "ombak besar di pelabuhan") adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau atau hantaman meteor di laut. Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di laut dalam, gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan 500-1000 km per jam. Setara dengan kecepatan pesawat terbang. Ketinggian gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah laut. Ketika mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun hingga sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai puluhan meter. Hantaman gelombang Tsunami bisa masuk hingga puluhan kilometer dari bibir pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena Tsunami bisa diakibatkan karena hantaman air maupun material yang terbawa oleh aliran gelombang tsunami.


Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang dilaluinya. Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia serta menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih.
Baca selengkapnya..

Minggu, 06 Maret 2011

Tips n Trik Memilih dan Membeli Kamera

Kamera, sebuah alat yang digunakan untuk mendokumentasikan moment-moment dan hal-hal penting lainnya. Bukan hanya itu, tidak menutup kemungkinan Kamera itu sendiri bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan penghasilan. Disini kami akan berbagi tips dan trik dalam memilih dan membeli kamera sesuai dengan keperluan yang anda inginkan.

Anggaran

Dengan anggaran yang anda tetapkan, anda bisa membuat list Kamera yang terjangkau dengan anggaran anda. Kecuali anda tidak terbentur dengan anggaran.

Megapixel

Megapixel pada kamera digital menenentukan halus dan detail gambar yang diambil, tapi megapixel yang besar juga tidak menjamin kualitas gambar yang baik. Megapixel juga menentukan gambar yang ingin anda cetak, semakin besar megapixel semakin besar juga gambar tersebut bisa dicetak. Biasanya semakin besar megapixel dari suatu kamera berbanding lurus dengan harga kamera tersebut.

Baterai dan Charger

Beberapa jenis kamera telah mengunakan Baterai Lithium, yang bisa di charge ulang. Namun beberapa juga ada yang menggunakan Baterai AA, untuk yang jenis ini membutuhkan pengeluaran lebih dalam menggunakannya, karena kita harus mengganti secara berkala baterai yang digunakan. Untuk menghindari pengeluaran yang terus menerus disarankan untuk membeli Baterai AA yang bisa diisi (charge) ulang, harganya sedikit lebih mahal dibandingkan dengan Baterai AA yang tidak bisa diisi ulang, namun anda juga harus memperhitungkan charger yang harus anda beli.

Optical dan Digital Zoom

Perbesaran gambar secara Optical berbeda dengan Digital. Optical zoom menggerakkan lensa kamera untuk mendapatkan gambar jarak jauh sehingga kualitas gambar tetap terjaga baik kualitasnya, sedangkan Digital zoom hanya membesarkan gambar secara digital sehingga menyebabkan kualitas gambar yang rendah. Berhati-hatilah saat memilih antara digital dan optical zoom yang ditawarkan

User Controls

User control digunakan untuk mengatur fungsi-fungsi yang tersedia pada kamera, misalnya: menetapkan resolusi, flash, macro mode dan lain lain. Pilihlah kamera yang menyajikan User control secara user friendly.

Memory Storage

Memory storage merupakan salah satu bagian penting dalam Kamera. Kapasitas memory storage membatasi banyaknya gambar yang bisa anda simpan. Tapi tidak perlu khawatir dengan bagian ini, karena bagian ini dapat dengan mudah untuk di Upgrade ke kapasitas yang lebih besar.

Informasi adalah hal yang terpenting

Sebelum membeli kamera, carilah informasi sebanyak-banyaknya, mis: spesifikasi, review, fungsi-fungsi yang diberikan, accesoris, perawatan, dll. Banyak media yang menyajikan spesifikasi kamera seperti kameraterbaru.com

Cobalah sebelum membeli

Tidak ada salahnya anda mencoba sebelum membeli, untuk meyakinkan bahwa kamera tersebut adalah kamera yang anda inginkan. Cobalah semua fitur dan fungsi yang terdapat pada kamera tersebut.
Akhir kata saya berharap tulisan ini dapat membantu anda dalam menentukan kamera yang sesuai dengan kebutuhan anda. Carilah kamera yang sesuai dengan kebutuhan anda.

referensi : @kameraterbaru.com
Baca selengkapnya..

Senin, 28 Februari 2011

Statistika Non Parametrik

Hampir semua prosedur pengujian hipotesis didasarkan pada asumsi bahwa sampel acaknya diambil dari populasi yang berdistribusi normal. Pada prakteknya kadang-kadang asumsi tersebut tidak dapat dipenuhi, sehingga kita memerlukan bentuk prosedur pengujian yang lain. Prosedur pengujian hipotesis yang akan dibahas di sini adalah metoda statistika yang dikelompokkan ke dalam statistika non-parametrik. Metoda ini merupakan metoda bebas distribusi yang tidak mengasumsikan pengetahuan apapun mengenai distribusi populasi yang mendasarinya, kecuali bahwa distribusi itu kontinu. Terdapat banyak prosedur yang dapat dilakukan dalam statistika non-parametrik ini, tetapi di dalam modul ini akan dibahas mengenai Uji Runs (Runs Test) untuk uji satu sampel, uji peringkat (rank) bertanda Wilcoxon untuk uji dua sampel yang berhubungan, dan uji Kruskal-Wallis untuk uji k buah sampel yang independent.
Uji Runs (Runs Test)
Dalam kenyataan praktis peneliti sering dihadapkan pada permasalahan apakah sebuah rangkaian item atau rangkaian peristiwa terjadi secara random. Terjadinya peristiwa secara random merupakan hal penting dalam analisis statistika.
Dalam seluruh pembahasan statistika inferensi, asumsi yang harus dipenuhi adalah bahwa sampel yang kita punyai adalah sampel random. Jika sifat kerandoman dari sebuah sampel diragukan, maka kita perlu melakukan suatu prosedur untuk mengetahui sifat tersebut sebelum analisis selanjutnya dilakukan.
Dalam suatu prosedur pengendalian mutu, diagram kontrol dibentuk untuk mengetahui dan mengendalikan sebagian item yang cacat dari keluaran sebuah proses atau operasi pabrik. Sampel output (keluaran) diambil secara periodik dan bagian cacat dihitung. Peneliti mencatat apakah bagian yang cacat dalam sampel lebih besar atau lebih kecil dari bagian yang cacat dalam populasi. Peneliti terkadang ingin mengetahui apakah pola cacat yang muncul dari serangkaian sampel dapat dipandang sebagai random. Kekurang randoman dapat mencerminkan kurangnya pengendalian dalam proses.
Dalam analisis regresi, selisih antara nilai dugaan dengan nilai pengamatan dinamakan residu. Residu bisa bertanda positif atau negatif. Ketika menghitung residu dari data sampel, kita sering menguji apakah munculnya positif dan negatif bersifat random. Ketidakrandoman berarti melanggar salah satu asumsi yang diperlukan dalam analisis regresi.
Dari permasalahan yang diuraikan di atas, di sini akan diuraikan salah satu metoda untuk mengetahui apakah sebuah proses memberikan hasil yang bersifat random. Proses penyidikan kerandoman akan didasarkan pada banyaknya runtun yang muncul dari data. Suatu runtun didefinisikan sebagai barisan peristiwa, item, atau simbol yang didahului dan diikuti oleh suatu peristiwa, item, atau simbol dari bentuk yang berbeda. Banyaknya peristiwa atau item atau simbol dalam suatu runtun menunjukkan panjang runtun. Kerandoman suatu rangkaian akan diragukan apabila banyaknya runtun terlalu besar atau terlalu kecil.
Uji Runs atau biasa disebut uji sample rangkaian tunggal untuk memeriksa keacakan, pada prinsipnya ingin mengetahui apkah suatu rangkaian kejadian, hal atau symbol merupakan hasil proses yang acak (random). Di sini data untuk dianalisis terdiri dari serangkaian pengamatan ysng dicatat berdasarkan perolehannya, dan biasa dikategorikan dalam dua kelompok yang eksklusif (jika yang satu terjadi, yang lain tidak mungkin terjadi juga, seperti jika hasil positif tidak mungkin sekaligus negatif).
Perhatikan misalnya sebuah sampel yang terdiri dari 10 objek dalam suatu percobaan psikologi. Bila jenis kelamin dari subjek dicatat menurut urutan terambilnya sampel dan diperoleh hasil: L P L P L P L P L P, maka kita dapat mengatakan bahwa pemilihan tidaklah random sebab mengikuti pola sistematik tertentu. Dalam hal ini, kita meragukan kerandoman karena terlalu banyak runtun yaitu 10. Sebaliknya bila munculnya seperti ini: L L L L L P P P P P, juga kita dapat mengatakan bahwa sifat kerandoman diragukan karena banyaknya runtun terlalu kecil yaitu dua.
Asumsi-asumsi
Data untuk analisis terdiri dari serangkaian pengamatan yang dicatat menurut urutan munculnya data tersebut, yang dapat dikategorikan di dalam dua bentuk yang saling terpisah. Misal n adalah ukuran sampel n1 adalah banyaknya pengamatan untuk bentuk pertama, n2 adalah banyaknya pengamatan bentuk yang lain.
Hipotesis
Hipotesis dapat berbentuk salah satu dari tiga hipotesis berikut:
Dua arah:
H0: Pola munculnya dua bentuk pengamatan ditentukan melalui proses yang random.
H1: Pola muncul tidak random.
Satu arah:
H0: Pola munculnya dua bentuk pengamatan ditentukan melalui proses yang random.
H1: Pola tidak random (karena terlalu sedikirt runtun).
Satu arah:
H0: Pola munculnya dua bentuk pengamatan ditentukan melalui proses yang random.
H1: Pola tidak random (karena terlalu banyak runtun).
Statistik Uji
Statistik uji yang digunakan untuk menguji hipotesis di atas adalah r, yaitu banyaknya runtun yang muncul dalam sampel.
KASUS
Departement Store ‘SUKSES’ ingin mengetahui apakah pengunjung yang masuk ke toko bervariasi secara acak antara pria dan wanita. Untuk itu seorang petugas ditempatkan di depan toko dan mencatat para pengunjung yang masuk ke toko secara berurutan. Berikut ini adalah hasil pengamatan tersebut (1 adalah Lelaki dan 2 adalah Wanita)
Pengamatan ke Gender
1 1
2 1
3 2
4 2
5 2
6 2
7 1
8 1
9 2
10 1
11 2
12 1
13 2
14 1
15 1
16 2
17 1
Misal pengamatan pertama, menghasilkan nilai L yang berarti pengunjung kesatu yang masuk adalah Lelaki. Pengamatan kedua juga menghasilkan L yang berarti Lelaki yang masuk ke toko. Demikian untuk data seterusnya. Akan dilihat apakah pengunjung yang masuk ke toko adalah acak dilihat dari jenis kelaminnya ?.

PENYELESAIAN
Karena akan menguji suatu kejadian yang hanya menghasilkan dua jenis output, dan uji untuk menentukan keacakan, maka digunakan uji Runs.

INPUT DATA
Langkah-langkahnya:
1. Buka lembar kerja baru.
2. Memberi nama variabel yang diperlukan, dalam hal ini ada satu variabel.
Variabel pertama: gender
 Variabel Name, ketik dengan gender untuk menamai hasil pengamatan pengunjung yang masuk ke toko..
 Pilihan Type, karena perhitungan berupa angka, maka diisi tipe numerik. Untuk itu klik pilihan Type.
 Pilih tipe Numeric, dan untuk Width diisi 8.
 Decimal Places, karena gender tanpa desimal, maka isi dengan 0.
 Klik Continue untuk kembali ke menu sebelumnya..Terlihat nama variabel gender pada kolom pertama di SPSS.
3. Mengisi data.
 Untuk mengisi kolom gender, letakkan pointer pada baris 1 kolom tersebut, lalu ketik menurun ke bawah sesuai data (17 data)
 Data diatas bisa disimpan dengan langkah berikut:
 Dari baris menu pilih menu File, dan pilih submenu Save As….
 Beri nama file –untuk keseragaman- dengan Runs, kemudian tempatkan file pada direktori yang dikehendaki.
OLAH DATA
Langkah-langkahnya:
1. Buka lembar kerja/file Runs sesuai kasus di atas, atau jika sudah terbuka ikuti langkah berikut :
2. Dari baris menu pilih menu Statistics, kemudian pilih submenu Nonparametric Test. Dari serangkaian pilihan test untuk nonparametrik, sesuai kasus pilih Runs. Tampak di layar

Gambar 6.1 Kotak Dialog Nonparametric Test: Runs Test
 Test Variabel List atau variabel yang akan diuji. Karena di sini akan diuji hanya satu variabel, maka klik variabel gender. Kemudian klik tanda  (yang sebelah atas). Sehingga variabel gender berpindah ke Test Variable List.
 Untuk kolom Cut point, dalam kasus pilih Custom (ditentukan sendiri ), dan sesuai kasus ketik 2.
3. Klik OK untuk mengakhiri pengisian prosedur analisis. Terlihat SPSS melakukan pekerjaan analisis dan terlihat output SPSS.
OUTPUT SPSS
Berikut ini adalah output dari test Runs.

ANALISIS
Hipotesis. Hipotesis untuk kasus ini:
H0: Pola perolehan gender (laki-laki atau wanita) yang masuk ke toko ditentukan melalui proses acak
H1: Pola perolehan gender (laki-laki atau wanita) yang masuk ke toko tidak acak
Pengambilan Keputusan. Dasar pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas:
Jika probabilitas > 0.05, maka H0 diterima
Jika probabilitas < 0.05, maka H0 ditolak. Keputusan: Terlihat bahwa pada kolom Asymp. Sig/Asymptotic significance dua sisi adalah 0.605, atau probabilitas di atas 0.05 (0.605 > 0.05). Maka H0 diterima, atau pola perolehan gender (laki-laki atau wanita) yang masuk ke toko ditentukan melalui proses acak.
Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon
Dalam uji tanda, informasi yang digunakan adalah apakah X lebih besar, kecil atau sama dengan Y. Jika skala pengukuran lemah, jadi tidak memberikan informasi yang lebih banyak maka uji tanda merupakan pilihan yang baik. Akan tetapi jika data mengandung lebih banyak informasi, maka uji tanda bukanlah pilihan yang baik sebab ia mengorbankan informasi yang ada.
Uji tanda Wilcoxon merupakan alternatif yang dapat dipakai apabila skala pengukuran memungkinkan untuk menetapkan bahwa pasangan berbeda satu sama lain dan juga besarnya perbedaan. Dengan perkataan lain, uji tanda rank Wilcoxon baik dipakai apabila besar dan arah perbedaan dapat ditentukan. Apabila besar perbedaan dapat ditentukan maka perbedaan-perbedaan ini dapat diranking (diurut) dan ini merupakan informasi tambahan yang dimanfaatkan dalam uji tanda Wilcoxon.
Asumsi
Asumsi-asumsi yang harus dipenuhi dalam penggunaan uji peringkat bertanda Wilcoxon adalah:
1. Data untuk analisis terdiri dari n perbedaan Di = Xi – Yi. Tiap pasang pengukuran (Xi > Yi) diperoleh dari subjek yang sama atau subjek-subjek yang dipasangkan dengan memperhatikan berbagai variabel. Sampel pasangan (Xi, Yi) adalah sampel acak.
2. Perbedaan Di merupakan peubah acak kontinu.
3. Distribusi populasi perbedaan Di simetris terhadap mediannya., MD.
4. Perbedaan Di independen.
5. Perbedaan paling tidak berskala interval.
Hipotesis
Rumusan hipotesis yang dapat dibentuk untuk uji peringkat bertanda Wilcoxon adalah sebagai berikut:
 Dua arah H0: MD = 0 melawan H1: MD  0
 Satu Arah H0: MD > 0 melawan H1: MD  0
 Satu arah H0: MD < 0 melawan H1: MD  0 KASUS PT. SINGSET yang sedang mengembangkan obat penurun berat badan yang baru, ingin mengetahui khasiat obat tersebut sebelum dipasarkan secara komersial. Untuk itu PT. SINGSET mencoba obat tersebut secara kontinu terhadap sepuluh sukarelawan yang sudah diukur terlebih dahulu berat badannya. Selang dua bulan kemudian sepuluh sukarelawan tersebut ditimbang berat badannya lagi untuk mengetahui apakah ada penurunan berat badan yang nyata. Berikut ini adalah hasil pengukuran tersebut (angka dalam kilogram) No. Sebelum Sesudah 1 60 59 2 65 60 3 67 68 4 75 76 5 74 68 6 80 72 7 89 86 8 74 70 Misal angka 60 pada baris 1 berarti berat badan sukarelawan nomor 1 adalah 60 kilogram sebelum diberi obat, sedang setelah diberi obat dan diukur dua bulan kemudian, berat badan sukarelawan 1 tersebut menjadi 59 kilogram. Demikian seterusnya untuk data yang lain. PENYELESAIAN Kasus di atas terdiri dari dua sampel yang berhubungan satu sama lain, karena subjek (dalam hal ini sukarelawan) mendapat pengukuran-pengukuran yang sama, yang diukur ‘sebelum’ dan diukur ‘sesudah’. Di sini data hanya sedikit dan dianggap tidak diketahui distribusi datanya (berdistribusi bebas). Sehingga digunakan uji non parametrik dengan dua sampel yang dependent. INPUT DATA Langkah-langkahnya: 1. Mendefinisikan variabel  Variabel pertama : sebelum. Variabel ini didefinisikan sebagai variabel numeric dengan width: 8 dan Decimal Places: 0.  Variabel kedua: sesudah. Variabel ini didefinisikan sebagai variabel numeric dengan width: 8 dan Decimal Places: 0. 2. Mengisi data.  Untuk mengisi kolom sebelum, letakkan pointer pada baris 1 kolom tersebut, lalu ketik menurun ke bawah sesuai data berat badan sebelum diberi obat (8 data). Demikian selanjutnya untuk kolom sesudah. Jika pengisian benar, maka terlihat data seperti pada awal kasus. Simpan data tersebut dengan nama Wilcoxon. OLAH DATA Langkah-langkahnya: 1. Buka lembar kerja/file Wilcoxon sesuai kasus di atas, atau jika sudah terbuka ikuti langkah berikut. 2. Dari baris menu pilih menu Statistics, kemudian pilih submenu Nonparametric Test. 3. Dari serangkaian pilihan test untuk nonparametric, sesuai kasus pilih 2 related samples… untuk uji dua sampel yang bebas. Tampak dilayar: Gambar 6.2 Kotak Dialog Two Related Samples Tests  Test Variable List atau variabel yang akan diuji. Karena di sini akan diuji hanya satu variabel, maka klik variabel sebelum, kemudian klik tanda (yang sebelah atas). Sehingga terlihat pada pada kolom Current selection (di bawah kedua nama variabel), pada bagian Variabel 1, terdapat perkataan ‘sebelum’. Hal ini menunjukkan variabel ‘sebelum’ menjadi variabel pertama. Demikian juga untuk variabel sesudah, klik sekali lagi pada tanda . Maka terlihat pada pada kolom Current selection (di bawah kedua nama variabel), pada bagian Variabel 2, terdapat perkataan ‘sesudah’. Hal ini menunjukkan variabel ‘sesudah’ menjadi variabel kedua. Perhatikan adanya tanda ‘sebelum = sesudah’ pada kotak Test Pair(s) List. Hal ini menunjukkan uji dua sampel berhubungan bisa dilakukan. Jika pengisian variabel salah (misal hanya salah satu variabel dimasukkan), maka tanda di atas tidak akan tampak.  Untuk Test Type atau tipe uji karena dalam kasus akan diuji dengan Wilcoxon, maka klik pilihan Wilcoxon. Sedang 2 pilihan uji yang lain diabaikan saja. 4. Klik OK untuk mengakhiri pengisian prosedur analisis. Terlihat SPSS melakukan pekerjaan analisis dan terlihat output SPSS. OUTPUT SPSS Berikut ini adalah output dari test Wilcoxon. ANALISIS Hipotesis. Hipotesis untuk kasus ini: H0: Median populasi beda-beda adalah sama atau lebih besar dari nol. Atau bisa dikatakan obat tersebut tidak mempunyai efek berarti pada penurunan berat badan sukarelawan. H1: Median populasi beda-beda lebih kecil dari nol, atau obat tersebut mempunyai efek yang berarti pada penurunan berat badan sukarelawan. Pengambilan Keputusan. 1. Dengan membandingkan statistik hitung dengan statistik tabel.  Jika Statistik Hitung < Statistik Tabel, maka H0 ditolak.  Jika Statistik Hitung > Statistik Tabel, maka H0 diterima.
Statistik Hitung T. Dari output terlihat bahwa dari delapan data, 6 data mempunyai beda-beda negatif, dua bertanda positif dan tidak ada yang sama (ties). Dalam uji Wilcoxon, yang dipakai adalah jumlah beda-beda yang paling kecil, karena itu dalam kasus ini diambil beda-beda yang positif, yaitu 4 (lihat output pada kolom ‘sum of ranks’). Dari angka ini didapat statistik uji Wilcoxon (T) adalah 4.
Statistik Tabel. Dengan melihat tabel Wilcoxon (bisa dilihat pada lampiran atau buku-buku statistik yang relevan), untuk n (jumlah data) = 8, uji satu sisi dan tingkat signifikansi () = 5%, maka didapat statistik tabel Wilcoxon = 6.
Keputusan: Karena Statistik Hitung < Statistik Tabel (4 < 6), maka H0 ditolak. 2. Berdasarkan Angka Z. Dasar pengambilan keputusan sama dengan uji z:  Jika Statistik Hitung (angka z output) > Statistik Tabel (tabel z), maka H0 ditolak.
 Jika Statistik Hitung (angka z output) < Statistik Tabel (tabel z), maka H0 diterima. Di sini perhitungan sama dengan analisis pertama, hanya angka T hitung dalam hal ini disetarakan dengan z, yang didapat –lihat output– adalah –1,970. Perhatikan keterangan SPSS yang menyatakan bahwa angka z didasarkan pada ranking yang positif (sama dengan perhitungan T sebelumnya). Sedang statistik tabel bisa dihitung pada Tabel z, dengan  = 5%, maka luas kurva normal adalah 50% – 5% = 45% atau 0,45. Pada tabel z, untuk luas 0,45 didapat angka z tabel sekitar –1,645 (tanda ‘-‘ menyesuaikan dengan angka z output). Karena angka z output > z tabel (-1,970 > -1,645), maka H0 ditolak.
Dari kedua analisis di atas, bisa diambil kesimpulan yang sama, yaitu H0 ditolak, atau obat penurun berat badan tersebut memang mempunyai efek yang nyata untuk menurunkan berat badan.
3. Pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas. Dasar pengambilan keputusan:
 Jika probabilitas > 0,05, maka H0 diterima.
 Jika probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak. Keputusan: Terlihat bahwa pada kolom asymp. Sig. (2-tailed)/asymptotic significance untuk uji dua sisi adalah 0,049. Karena kasus adalah uji satu sisi, maka probabilitas menjadi 0,049/2 = 0,0245. Di sini didapat probabilitas di bawah 0,05 (0,0245 < 0,05). Maka H0 ditolak, atau obat penurun berat badan tersebut memang mempunyai efek yang nyata untuk menurunkan berat badan. Uji Kruskal-Wallis Analisis statistika non parametrik yang banyak digunakan untuk menguji hipotesis nol bahwa beberapa sampel yang telah diambil dari populasi yang sama atau populasi identik adalah analisis varians satu arah Kruskal-Wallis melalui rank (Kruskal-Wallis one way analysis of variance by rank). Untuk dua sampel, Uji Kruskal-Wallis setara dengan Uji Mann-Whitney. Uji Kruskal-Wallis memerlukan informasi lebih daripada uji median. Sebagai akibatnya, Uji Kruskal-Wallis biasanya lebih powerful dan lebih baik, seandainya data yang tersedia diukur sekurang-kurangnya skala ordinal. Asumsi Asumsi-asumsi yang harus dipenuhi sehubungan dengan uji Kruskal-Wallis adalah sebagai berikut: 1. Data terdiri atas k sampel acak, berukuran n1, n2, …, nk. 2. Observasi saling bebas di dalam dan di antara sampel. 3. Variabel pengamatan adalah kontinu. 4. Skala pengukuran sekurang-kurangnya ordinal. Hipotesis Hipotesis untuk menentukan apakah beberapa sampel yang telah diambil dari populasi yang sama atau populasi identik dapat dirumuskan sebagai: H0 : Fungsi distribusi k populasi identik H1 : k median populasi tidak sama Statistik Uji Data pengamatan uji Kruskal-Wallis dapat dinyatakan dalam tabel berikut ini: Sampel 1 2 … K X11 X21 … Xk1 X12 X22 … Xk2 … … … … … Data pengamatan pada tabel tersebut, selanjutnya diganti oleh nilai rank yang relatif terhadap semua pengamatan k sampel. Data pengamatan terkecil diganti oleh nilai rank 1, data pengamatan kedua diganti oleh nilai rank 2, dan seterusnya, sehingga data terbesar dengan nilai rank N. Dalam hal ini, . KASUS: PT SINAR selama ini memproduksi tiga buah baterai dengan merek A, B, dan C. Manager produksi ingin mengetahui apakah da perbedaan mutu produk yang nyata diantara ketiga merek tersebut. Untuk itu, diambil sejumlah sampel tertentu dari masing-masing merek Baterai, kemudian diukur masa hidupnya (menyalakan alat yang sama sehingga mati). Berikut hasil pengujian (angka dalam satuan jam). 3 202.5 Merek A 16 199.3 Merek B 4 200.5 Merek A 17 198.8 Merek B 5 201.3 Merek A 18 195.2 Merek C 6 198.3 Merek A 19 196.4 Merek C 7 199.5 Merek A 20 192.5 Merek C 8 197.3 Merek A 21 202.4 Merek C 9 200.4 Merek A 22 201.5 Merek C 10 201.3 Merek A 23 200.4 Merek C 11 199.5 Merek B 24 205.1 Merek C 12 198.4 Merek B 25 196.3 Merek C 13 191.5 Merek B Misal angka 200.5 pada baris 1 diatas menyatakan bahwa sampel nomor 1 baterai merek A mempunyai masa hidup 200.5 jam. Demikian seterusnya untuk data yang lainya. PENYELESAIAN Kasus di atas terdiri dari tiga sampel n[yang tidak berhubungan satu dengan yang lainya,yaitu sampel merek A tidak berkaitan sama sekali dengan baterai merek B ataupun C. Di sini data hanya sedikit dan dianggap tidak diketahui distribusi datanya (berdistribusi bebas).Maka digunakan uji non parametrikdengank (dalam kasus ini k adalah tiga) sampel yang independent. INPUT DATA Langkah-langkahnya : 1. Buka lembar kerja baru. 2. Memberi nama variabel yang diperlukan , dalam hal ini ada satu variabel. Variabel pertama: Masa  Variable Name, ketik dengan Masa untuk menamai hasil pengamatan pembelian permen oleh konsumen  Pilihan Type, karena perhitungan berupa angka, maka diisi tipe numerik, untuk itu klik pilihan Type.  Pilih tipe Numeric, dan untuk Width diisi 8.  Decimal Places, karena jumlah permen yang dibeli tanpa desimal, maka isi dengan 1.  Klik Continue untuk kembali ke menu sebelumnya. Variabel kedua: merk  Variable Name, ketik dengan merk untuk menamai warna permen yang dibeli oleh konsumen.  Pilihan Type, karena perhitungan berupa angka, maka diisi tipe numerik. Untuk itu klik pilihan Type.  Pilih tipe Numeric, dan untuk Width diisi 8.  Decimal Places, karena kode untuk warna (akan dibahas di bawah) tanpa desimal, maka isi dengan 0.  Klik Continue untuk kembali ke menu sebelumnya. 3. Setelah pengisian selesai, dalam kasus ini yang diubah hanya Nama Variabel dan Tipe Data, maka klik OK untuk mengakhiri pengisian Variabel. Terlihat nama variabel merk pada kolom kedua di SPSS. 4. Pengisian variable Merk (pemberian kode) Seperti diketahui, perhitungan dalam SPSS selalu untuk tipe data numerik. Untuk itu, isi dari merk battere harus dijadikan numerik pula, yaitu dengan tanda (ini sekedar keseragaman): 1 = Merk A, 2 = Merk B, dan 3 = Merk C. Kembali tempatkan pointer pada sembarang sel di variabel warna.  Dari baris menu pilih menu Data, lalu pilih submenu Define Variabel.  Klik pada Labels hingga tampak tampilan seperti dalam Gambar 1.4.  Value atau nilai yang akan dimasukkan. Pertama, ketik 1.  Value Label atau keterangan nilai untuk keseragaman ketik merah. Terlihat pilihan Add sudah berubah warna. Dengan mengklik pilihan Add, terlihat pada kotak di bawah keterangan 1 = ‘Merk A’.  Selanjutnya, ulangi prosedur untuk tanda ‘2’. Untuk itu tempatkan mouse pada Value, lalu ketik 2. Kemudian pada Value Label ketik Merk B. Setelah itu, dengan mengklik Add maka tampak keterangan 2 = ’Merk B’. Demikian juga untuk tanda 3 (Merk C). Dengan demikian angka 1, 2, dan 3 sekarang berlaku sebagai tanda untuk merk-merk battere yang diamati.  Klik OK jika pengisian telah selesai. 5. Mengisi data.  Untuk mengisi kolom masa, letakkan pointer pada baris 1 kolom tersebut, lalu ketik menurun ke bawah sesuai data masa pakai battere yang diamati (25 data). Demikian selanjutnya untuk kolom merk. Jika pengisian benar, maka terlihat data seperti pada awal kasus. Simpan data tersebut dengan nama Kruskal-Wallis. OLAH DATA Langkah-langkahnya : 1. Buka lembar kerja /file Kruskal-Wallis sesuai kasus diatas, atau jika sudah terbuka ikuti langkah berikut 2. Dari baris menu pilih menu Statistics, kemudian pilih submenu Nonparametric Test 3. Dari serangkaian pilihan test untuk nonparametric, sesuai kasus pilih k Independent Samples… untuk uji k sampel yang bebas (dalam kasus k adalah tiga) Tampak dilayar Gambar 6.3 Kotak Dialog Test for Several Independent Samples  Test Variabel List atau variabel yang akan diuji. Karena di sini akan diuji data masa hidup baterai, maka klik variabel masa. Kemudian klik tanda (yang sebelah atas). Sehingga variabel sales berpindah ke Test Variable List.  Grouping Variable atau variable grup. Karena variable pengelompokkan merek baterai ada pada variable merek, maka klik variable merek, kemudian klik tanda (yang sebelah bawah). Sehingga variable kelompok berpindah ke Grouping Variable (berupa ‘kelompok(? ?)’) 4. Klik Define Group…, sehingga tampak dilayar tampilan seperti yang dirtunjukkan dalam Gambar 8.2. Untuk minimum, isi dengan angka 1, sedangkan untuk Maximum isi dengan angka 3. Karena ada tiga data merek,maka isi minimum dengan 1 dan maximum dengan 3 ,dan tentunya ada 2 sudah tercakupdiantaranya. Untuk Tes Type atau tipe uji, karena dalam kasus akan diuji dengan Kruskal-Wallis H, maka klik pilihan Kruskal-Wallis H. Sedang 3 pilihan uji yang lain termasuk option diabaikan saja. Gambar 6.4 Kotak Dialog Several Independent Samples: Define Range 5. Klik OK untuk mengakhiri pengisian prosedur analisis. OUTPUT SPSS Berikut ini adalah output dari test Kruskal-Wallis: ANALISIS Hipotesis. Hipotesis untuk kasus ini : H0: Ketiga populasi identik (data masa hidup ketiga baterai tidak berbeda secara signifikan). H1: Minimal salah satu dari ketiga populasi tidak identik (data masa hidup ketiga baterai memang berbeda secara signifikan). Pengambilan Keputusan. Dasar pengambilan keputusan : 1. Dengan membandingkan statistik hitung dengan statistik tabel.  Jika Statistik Hitung < Statistik Tabel, maka H0 diterima.  Jika Statistik Hitung > Statistik Tabel, maka H0 ditolak.
StatistikHitung
Dari tabel output di atas terlihat bahwa statistik hitung Friedman (sama dengan perhitungan Chi-Square) adalah.5.789.
Statistik Tabel
Dengan melihat tabel Chi-Square, untuk df (derajat kebebassan) = 2 dan tingkat signifikansi () = 5%, maka didapat statistik tabel = 5.991.
Keputusan: Karena Statistik Hitung < Statistik Tabel ( 5.789 < 5.991 ), maka H0 diterima. 2. Berdasarkan Probabilitas  Jika probabilitas > 0.05, maka H0 diterima
 Jika probabilitas < 0.05, maka H0 ditolak. Keputusan: Terlihat bahwa pada kolom asymp. Sig/asymptotic significance adalah 0.055 atau probabilitas di atas 0.05 (0.055 > 0.05). Maka H0 diterima, atau tidak ada perbedaan yang nyata diantara ketiga baterai
LATIHAN
Latihan 1
Suatu sampel acak 16 orang dewasa di suatu kota kecil diambil untuk menduga proporsi mereka yang mendukung calon walikota yang baru. Selain itu ditanyakan pula apakah ia sarjana atau bukan. Dengan melambangkan Y bila responden itu sarjana dan T bila bukan sarjana, diperoleh barisan berikut ini:
T T T T Y Y T Y
Y T Y T T T T Y
Gunakan uji Runs pada taraf nyata 0.05 untuk menentukan apakah barisan itu menunjang pendapat bahwa sampelnya bersifat acak atau tidak?
Latihan 2
Seorang pengusaha mempelajari akibat adanya perubahan strategi penjualan terhadap perubahan volume penjualan per bulan dari barang. Tabel memperlihatkan volume penjualan dari 9 tokonya. Ingin di lihat apakah data memberikan cukup bukti bahwa strategi penjualan yang diterapkan dapat menurunkan volume penjualan. Gunakan uji peringkat bertanda Wilcoxon.
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Sebelum 33 17 30 25 36 25 31 20 18
Sesudah 21 17 22 13 33 20 19 13 9
Latihan 3
Data berikut menyatakan berapa lama, dalam jam, tiga jenis kalkulator ilmiah dapat digunakan sebelum harus diisi tenaga listrik kembali:
A B C
4.9
6.1
4.3
4.6
5.3 5.5
5.4
6.2
5.8
5.5
5.2
4.8 6.4
6.8
5.6
6.5
6.3
6.6
Gunakan uji Kruskal-Wallis untuk menguji hipotesis bahwa lamanya ketiga kalkulator itu dapat digunakan sebelum harus diisi listrik kembali adalah sama.
Baca selengkapnya..